TEORI KOMUNIKASI MODEL SHANNON DAN WEAVER
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Melihat latar belakang ilmu komunikasi yang bersifat dinamis, model komunikasi tidaklah mudah untuk digambarkan. Sejauh ini telah terdapat ratusan model yang dibuat para ahli komunikasi, yang masing-masing mempunyai ciri khas yang dipengaruhi oleh latar belakang pembuat model, baik latar belakang keilmuan, paradigma yang digunakan, kondisi teknologis, dan zaman.
Pada umumnya tidak ada suatu model yang berhasil dan muncul tiba-tiba. Suatu model yang baik hendaknya melewati banyak tahap ujian, yang mungkin memakan waktu puluhan tahun. Perlu ditegaskan lagi, tidak ada model yang sempurna. Bahkan ketika model sudah diterima secara luas, ada saja nuansa baru yang muncul dari fenomena yang telah dimodelkan, sehingga dikembangkan lagi suatu model baru untuk mengakomodasikan nuansa baru tersebut.
Begitu seterusnya, hal ini juga berlaku untuk pembuatan model dalam ilmu-ilmu sosial termasuk ilmu komunikasi. Suatu model sering menunjukkan kekurangan-kekurangan mengenai karateristik fenomena yang dimodelkan. Model suatu fenomena bisa diperbaiki berdasarkan model pertama tadi yang dari waktu ke waktu dihadapkan dengan data yang lebih baru yang ditemukan dilapangan.
BAB II
PEMBAHASAN
B. PENGERTIAN DAN MODEL KOMUNIKASI
Model adalah representasi simbolik dari suatu benda, proses, sistem, atau gagasan. Model dapat berbentuk gambar-gambar grafis, verbal, atau matematikal. Perbedaan pokok antara teori dan model adalah : teori merupakan penjelasan, sementara model hanya merupakan representasi. Yang dimaksud model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya.
Menurut Littlejohn, dalam pengertian luas model menunjuk pada setiap representasi simbolis dari suatu benda, proses atau gagasan ide. Biasanya model di pandang sebagai analogi dari beberapa fenomena. Dengan demikian model dapat berbentuk gambar-gambar grafis, verbal atau matematika.
Perbedaan teori dan model menurut Littlejohn dan Hawes (1983) adalah teori merupakan penjelasan (explanation) sedangkan model hanya merupakan representasi. Dengan demikian model dapat diartikan sebagai representasi dari suatu peristiwa komunikasi. Melalui model-model komunikasi dapat terlihat faktor-faktor yang terlibat dalm proses komunikasi. Akan tetapi, model tidak berisikan penjelasan mengenai hubungan dan interaksi antara faktor-faktor atau unsur-unsur yang menjadi bagian dari model, dimana penjelasannya didapatkan pada teori. Model membantu merumuskan teori dan menyarankan hubungan. Suatu model mengimplikasikan teori mengenai fenomena yang diteorikan.
Dalam ilmu komunikasi, biasanya model-model komunikasi dirancang dengan menggunakan serangkaian blok, segi empat, lingkaran, panah, garis, spiral, dan lain-lain. Model menguji suatu temuan dalam dunia nyata, walaupun tidak pernah final karena selalu diuji dengan penemuan model terbaru.
C. FUNGSI DAN MANFAAT MODEL KOMUNIKASI
Model dapat berfungsi sebagai basis bagi teori yang lebih kompleks, alat untuk menjelaskan teori dan menyarankan cara-cara untuk memperbaiki konsep. Sebagai alat dapat dipakai kata-kata, angka,simbol, dan gambar untuk melukiskan model suatu objek, teori, atau proses.
Suatu Model memberi teoritikus suatu struktur untuk menguji temuan-temuan dalam dunia nyata. Sehubungan dengan Model Komunikasi para ahli mengemukakan bahwa Model Komunikasi mempunyai fungsi-fungsi yaitu menurut :
1. Gordon Wiseman dan Larry Barker
• Melukiskan Proses Komunikasi
• Menunjukkan hubungan visual
• Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi
2. Deutsch
• Mengorganisasikan ( kemiripan data dan hubungan ) yang tadinya tidak teramati.
• Bersifat Heuristik yaitu menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui.
• Prediktif, memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan seberapa banyak.
3. Harold Laswell
Adapaun fungsi komunikasi menurut Lasswell adalah sebagi berikut:
• The surveillance of the invironment (pengamatan lingkungan).
• The correlation of the parts of society in responding to the environment (koreksi kelompok kelompok dalam masyarakat ketika menanggapi ligkungan).
• The transmission of the social heritage from one generation to the next (transmisi warisan sosial dari generasi yang satu ke generasi yang lain).
Yang dimaksud dengan surveillance oleh Lasswell adalah kegiatan mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai peristiwa-peristiwa dalam suatu lingkungan, dengan kata lain penggarapan berita.
Kegiatan yang disebut correlation adalah interpretasi terhadap informasi mengenai peristiwa yang terjadi di lingkungan. Dalam beberapa hal, ini dapat didefinisikan sebagai tajuk rencana atau propaganda. Kegiatan transmission of culture difokuskan kepada kegiatan mengkomunikasikan informasi, nilai, dan norma sosial dari generasi yang satu ke generasi yang lain atau dari anggota suatu kelompok kepada pendatang baru. Ini sama dengan kegiatan pendidikan. Kegunaan model jelas memberikan manfaat, terutama kepada ilmuwan, untuk memperjelas teori yang mereka kemukakan. Model juga memberikan kerangka rujukan untuk memikirkan masalah yang mungkin timbul, memberi peluang akan terbukanya problem abstraksi, dan memberi penglihatan berbeda atau lebih dekat.
Model-model komunikasi memberikan gambaran tentang struktur dan hubungan fungsional dari unsur atau faktor yang ada dalam suatu sistem. Melalui model kita akan dapat memahami dengan lebih mudah dan komprehensif mengenai struktur dan fungsi dari unsur/faktor yang terlibat dalam proses komunikasi, baik dalam konteks individu, di antara dua orang atau lebih, kelompok atau organisasi maupun dalam konteks komunikasi dengan masyarakat secara luas.
D. MODEL KOMUNIKASI SHANNON DAN WEAVER
Model ini membahas tentang masalah dalam mengirim pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini mengandaikan sebuah sumber daya informasi yang menciptakan sebuah pesan dan mengirimnya dengan suatu saluran kepada penerima yang kemudian membuat ulang pesan tersebut.
Dengan kata lain, model ini mengasumsikan bahwa sumber daya informasi menciptakan pesan dari seperangkat pesan yang tersedia. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang dipakai. Saluran adalah media yang mengirim tanda dari pemancar kepada penerima. Di dalam percakapan, sumber informasi adalah otak, pemancar adalah suara yang menciptakan tanda yang dipancarkan oleh udara. Penerima adalah mekanisme pendengaran yang kemudian merekonstruksi pesan dari tanda itu. Tujuannya adalah otak si penerima. Dan konsep penting dalam model ini adalah gangguan.
Fokus utama teori ini adalah untuk menentukan cara di mana saluran komunikasi dapat digunakan secara efisien. Bagi mereka, saluran utamanya adalah kabel telepon dan gelombang radio. Mereka mencetuskan teori yang memungkinkan mereka mendekati masalah bagaimana mengirim sejumlah informasi yang maksimum melalui saluran yang ada, dan bagaimana mengukur kapasitas dari suatu saluran yang ada untuk membawa informasi. Mereka menggunakan asumsi bahwa komunikasi antar manusia itu ibarat hubungan melalui telepon dan gelombang radio.
a. Sumber Informasi ( Information Source )
Dalam komunikasi manusia menjadi sumber informasi adalah otak. Pada otak ini terdapat kemungkinan message / pesan yang tidak terbatas jumlahnya. Tugas utama dari otak adalah menghasilkan suatu pesan atau suatu set kecil pesan dari berjuta-juta pesan yang ada.
b. Transmitter
Langkah kedua dari model Shannon adalah memilih transmitter. Pemilihan transmitter ini tergantung pada jenis komunikasi yang digunakan. Kita dapat membedakan dua macam komunikasi yaitu komunikasi tatap muka dan komunikasi mesin.
Pada komunikasi tatap muka yang menjadi transmitternya adalah alat-alat pembentuk suara dan dihubungkan dengan otot-otot serta organ tubuh lainnya yang terlibat dalam penggunaan bahasa nonverbal , sedangkan pada komunikasi yang menggunakan mesin-mesin alat komunikasi yang berfungsi sebagai transmitter adalah alat itu sendiri seperti, telepon, radio, televisi, foto, dan film.
c. Penyandingan Pesan (Encoding )
Penyandingan pesan diperlukan untuk mengubah ide dalam otak kedalam suatu sandi yang cocok dengan Transmitter. Dalam komunikasi tatap muka signal yang cocok dengan alat-alat suara adalah berbicara. Signal yang cocok dengan otot-otot tubuh dan indera adalah anggukan kepala, sentuhan dan kontak mata.
Pada komunikasi yang menggunakan mesin, di mana alat-alat yang digunakan sebagai perluasan dari indera, penyandian pesan juga berasal dari tubuh tetapi diperluas melalui jarak jauh dengan transmitter. Misalnya radio adalah perluasan dari suara manusia, televisi perluasan dari mata dan begitu juga dengan alat komunikasi lainnya.
d. Penerima dan Decoding
Istilah Shannon mengenai penerima dan decoding atau penginterpretasian pesan seperti berlawanan dengan istilah penyandian pesan. Pada komunikasi tatap muka kemungkinan transmitter menyandikan pesan dengan menggunakan alat-alat suara dan otototot tubuh. Penerima dalam hal ini adalah alat-alat tubuh yang sederhana yang sanggup mengamati signal.
Misalnya telinga menerima dan menguraikan sandi pembicaraan, mata menerima dan menguraikan sandi gerakan badan dan kepala, kilatan mata dan signal lainnya yang dapat dilihat mata. Jelaslah jika seorang individu pada komunikasi tatap muka kekurangan satu atau lebih organ tubuh maka penerimaan pesan akan menjadi macet.
e. Tujuan (Destination)
Komponen terakhir dari Shanon adalah destination (tujuan) yang dimaksud oleh si komunikator. Destination ini adalah otak manusia yang menerima pesan yang berisi bermacam-macam hal, ingatan atau pemikiran mengenai kemungkinan dari arti pesan. Penerima pesan telah menerima signal mungkin melalui pendengaran, penglihatan, penciuman dan sebagainya kemudian signal itu diuraikan dan diinterpretasikan dalam otak.
f. Sumber Gangguan (Noise)
Dalam model komunikasi Shannon ini terlihat adanya faktor sumber gangguan pada waktu memindahkan signal dari transmitter kepada si penerima. Misalnya pada waktu anda berbicara dengan teman di jalan kedengarannya suara mobil lewat anak-anak berteriak yang semuanya itu mengganggu pembicaraan anda sesaat dan gangguan itu dinamakan noise. Gangguan ini selalu ada dalam tiap-tiap komunikasi.
Oleh sebab itu kita harus siap menetralkan gangguan dan tidak terkejut dengan kehadirannya. Untuk menetralkan gangguan ini Shannon mengemukakan empat cara seperti berikut :
• Menambah kekuatan ( power ) dari signal. Misalnya kalau kita berbicara dengan seseorang di jalan yang suasananya hiruk pikuk, kita perlu memperkeras suara kita dalam berbicara supaya tidak diteln suara hiruk pikuk dan agar dapat didengar oleh lawan kita berbicara.
• Mengarahkan signal dengan persis. Seperti halnya dalam pembicaraan diatas, taktik lain yang bisa dipakai untuk mengatasi gangguan adalah berbicara dekat sekali dengan lawan berbicara sehingga suara kita itu dapat menetralkan gangguan suara lain.
• Menggunakan signal lain. Sebagai tambahan terhadap dasar pertama, dapat digunakan taktik lain untuk menetralisir gangguan yaitu dengan memperkuat pesan dengan signal lain misalnya, dengan gerakan kepala, gerakan badan, sentuhan, dan sebagainya.
• Redudansi. Redudansi dalam situasi yang normal kurang baik digunakan., tetapi dalam suasana yang hiruk pikuk pengulangan kata-kata kunci dalam pembicaraan perlu dilakukan untuk membantu memperjelas pesn yang disampaikan.
Sumber dipandang sebagai pembuat keputusan (decision maker), yaitu sumber yang memutuskan pesan mana yang akan dikirim. Pesan yang sudah diputuskan untuk dikirim kemudian diubah oleh transmiter menjadi sebuah sinyal yang dikirim melalui saluran kepada penerima. Diumpamakan telepon, salurannya adalah kabel, sinyalnya adalah arus listrik di dalamnya, dan transmiter dan penerimanya adalah pesawat telepon.
E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL KOMUNIKASI SHANNON DAN WEAVER
Dalam realitasnya teori Shannon dan Weaver ini memberikan sumbangan besar terhadap konsep message yang dipengaruhi entropy dan redundancy serta keharusan dalam melakukan keseimbangan antara keduanya menuju efesiensi komunikasi melalui upaya pengurangan gangguan dalam fungsi proses komunikasi (Lubis, 1998 : 45).
Namun, sayangnya model ini juga memberikan gambaran yang parsial mengenai proses komunikasi. Selain itu komunikasi pada model ini dipandang sebagai fenomena statis dan satu arah. Juga tidak menjelaskan konsep umpan balik atau transaksi yang terjadi dalam penyediaan dan penyediaan balik.
Konsep gangguan dalam saluran komunikasi menurut teori ini adalah setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan (Mulyana, 2001 : 138).
Gangguan ini bisa merupakan interferensi statis atau suatu panggilan telepon, musik yang hingar bingar disebuah pesta atau sirene diluar fungsi yang menjelaskan gangguan suara atau sumber informasi. Berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki model komuikasi Shannon dan Weaver:
1. Kelebihan Model Komunikasi Shannon dan Weaver
• Menitikberatkan perhatiannya langsung kepada saluran yang menghubungkan pengirim (sender) dan penerima (receiver) atau dengan kata lain, komunikator dan komunikan.
• Membedakan source dengan transmitter dan antara receiver dengan destination. Dengan kata lain, dua fungsi dipenuhi pada sisi pengiriman (transmitting) dan pada sisi penerimaan (receiving) dari proses.
• Digunakan dalam konteks-konteks komunikasi yaitu komunikasi antar pribadi, komunikasi publik dan komunikasi massa.
• Menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya.
• Memiliki konsep penting yang tidak dimiliki oleh model komunikasi lain yaitu : Noise (gangguan), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan.
2. Kekurangan Model Komunikasi Shannon dan Weaver
• Komunikasi dipandang sebagai fenomena yang statis.
• Komunikasi bersifat satu arah dengan tidak memiliki konsep feedback.
• Model ini memberikan gambaran yang parsial mengenai proses komunikasi.
• Tidak ada konsep umpan balik atau transaksi yang terjadi dalam penyandian dan penyadian balik dalam model tersebut.
• Tulisan-tulisan Weaver sangat sulit dipahami, misalnya formula yang dikemukakannya.
Shannon dan Weaver juga mengidentifikasi tiga level masalah (noise) dalam studi komunikasi. Ketiga hal tersebut adalah:
• Level A (masalah teknis)
Bagaimana simbol-simbol komunikasi dapat ditransmisikan secara akurat?
• Level B (masalah semantik)
Bagaimana simbol-simbol yang ditransmisikan secara persis menyampaikan makna yang diharapkan?
• Level C (masalah keefektifan)
Bagaimana makna yang diterima secara efektif mempengaruhi tingkah laku dengan cara yang diharapkan?
Ibarat sedang berkomunikasi lewat telepon, gangguan teknis adalah tentang apakah telepon kita berfungsi baik atau tidak. Jika telepon yang kita gunakan sinyalnya tidak jelas atau putus-putus, sehingga suara kita tidak terdengar dengan jelas oleh lawan bicara kita, maka hal ini termasuk ke dalam gangguan teknis.
Pada noise yang kedua, gangguan level semantik, adalah sejauh mana kata-kata atau komunikasi yang kita lakukan melalui telepon tadi dapat dipahami atau ditangkap sesuai apa yang kita maksudkan. Mungkin secara teknis, suara kita sudah dapat didengar dengan cukup jelas oleh lawan bicara kita, tapi belum tentu apa maksud dari pembicaraan atau dari kata-kata kita dipahami atau ditangkap secara baik oleh lawan bicara kita itu.
Sedangkan pada level yang ketiga, gangguan masalah keefektifan adalah persoalan tentang sejauh mana kata-kata atau komunikasi yang kita lakukan terhadap lawan bicara kita mampu mempengaruhi tingkah laku orang tersebut agar mau melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak kita. Gangguan pada level ini adalah persoalan behavioral. Pada level ini pula, komunikasi dilihat oleh Shannon dan Weaver sebagai alat propaganda.
Jika ternyata komunikasi yang dilakukan tidak berhasil mengubah perilaku lawan bicara kita agar mau mengikuti apa-apa yang dimaksudkan oleh komunikator, maka komunikasi yang dilakukan dianggap mengalami gangguan atau noise. Lebih dari itu komunikasi yang dilakukan dilihat juga sebagai komunikasi yang tidak efektif, atau komunikasi yang gagal.
Dalam sudut pandang ini, teori Shannon dan Weaver selanjutnya dianggap mamandang persoalan komunikasi sekedar sebagai hitung-hitungan yang matematis. Lebih jauh lagi, komunikasi pada nantinya dibuat sedemikian rupa agar mampu memanipulasikan pesan dan saluran guna mencapai level keefektifan komunikasi yang optimal, yaitu mampu mengubah orang lain mengikuti apa-apa yang diinginkan oleh seorang komunikator.
B. ANALISA MODEL KOMUNIKASI SHANNON DAN WEAVER BERDASARKAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Model Shannon dan Weaver sering disebut model matematis atau model teori informasi. Model ini menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menciptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang penerima.
Dalam percakapan, sumber informasi adalah otak, transmitternya adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal (kata-kata terucapkan), yang ditransmisikan lewat udara (sebagai saluran). Penerima (receiver), yakni mekanisme pendengaran, melakukan operasi yang sebaliknya dilakukan transmitter dengan merekonstuksi pesan dari sinyal. Tujuan (destination) adalah (otak) orang yang menjadi tujuan tersebut.
Suatu konsep penting dalam model Shannon dan Weaver ini adalah bising (noise), yakni setiap rangsangan tambahan yang tidak dikehendaki yang dapat menggangu kecermatan pesan yang disampaikan.
Noise ini contohnya adalah saat kita mengobrol dengan seseorang di telepon saat kita sedang berdiri di pinggir jalan dan kita terganggu dengan suara berisik dari kendaraan yang berlalu lalang di depan kita. Menurut Shannon dan Weaver, gangguan ini selalu ada dalam saluran bersama pesan tersebut yang diterima oleh penerima. Dengan adanya sumber gangguan (noise source) ini banyak kemungkinan dapat terjadi. Bisa saja pesan yang disampaikan oleh sumber informasi tidak sampai ke tujuan, bisa juga si penerima salah mengartikan pesan, atau dapat pula pesan justru diterima orang lain.
Gangguan yang terdapat pada konsep ini dibagi menjadi dua yaitu:
1. Gangguan Psikologis: Gangguan yang merasuki pikiran dan perasaan yang mengganggu penerimaan pesan yang akurat.
Contoh: Melamun, Mengantuk, dan lain-lain
2. Gangguan Fisik: Gangguan yang secara langsung menyerang fisik seseorang.
Contoh: Tunanetra, Tunarungu dan lain-lain
Kelemahan model Shannon dan Weaver adalah :
· Dianggap komunikasi satu arah maka tidak adanya feedback yang didapat
· Dalam praktik komunikasinya, disebut bahwa komunikasi memiliki gangguan yaitu Noise.
Kelebihan model Shannon dan Weaver adalah:
· Penyampaian informasi dalam berkomunikasi terkesan lebih mudah.
· Membuat pengembangan teknologi informasi menjadi suatu hal yang penting dalam komunikasi karena menurut teori ini, komunikasi membutuhkan channel atau media penghubung.
· Model komunikasi ini dapat diaplikasikan dalam komunikasi antar pribadi maupun komunikasi massa.
Komentar:
- Model komunikasi ini hanya bersifat satu arah
- Teori Shannon dan Weaver tidak membahas mengenai feedback yang seharusnya diterima dalam berkomunikasi .
- Teori ini membuktikan bahwa media penghubung (channel) sangat dibutuhkan dalam berkomunikasi.
Shannon & Weaver juga menambahkan konsep entropi. Entropi adalah ketidakpastian atau ketidakteraturan dalam suatu situasi. Dalam teori informasi entropi dihubungkan dengan tingkat kebebasan memilih yang dimiliki seseorang dalam membangun pesan.
Pesan yang teratur tidak mempunyai tingkat keacakan, ketidakpastian. Hal ini berarti entropi suatu informasi rendah karena suatu bagian dari pesan itu yang hilang saat diterima mempunyai tingkat probabilitas yang tinggi untuk diisi penerima. Entropi dipandang sebagai masalah dalam komunikasi. Entropi muncul jika prediktabilitas rendah dan informasi yang ada tinggi (high information). Semakin besar entropi semakin kecil prediktabilitas.
Contoh : Karena pengaturan dalam bahasa Inggris, seseorang penerima yg sangat mengenal bahasa itu bisa membetulkan salah eja yg terdapat dalam pesan tersebut.
Bagian pesan yg bukan entropi disebut dengan redundancy (redundansi). Redundansi adalah bagian dari pesan yang ditentukan oleh aturan yang mengatur bagaimana penggunaan lambang/simbol atau bagian yang bisa diprediksi. Semakin besar redundansi suatu pesan, semakin sedikit pesan yang dibawa. Bila prediktabilitasnya tinggi, maka informasinya rendah. Peningkatan redundasi akan meningkatkan efisiensi sistem komunikasi.
Redundansi dipandang sebagai sarana untuk memperbaiki pesan.
Redundansi berfungsi untuk :
1. membantu masalah teknis
2. masalah yg berkaitan dengan perluasan konsep redundansi dalam dimensi sosial.
Semakin banyak gangguan, semakin besar kebutuhan akan redundansi yang mengurangi entropi pesan. Keseimbangan redundansi dan entropi dapat menghasilkan komunikasi yang efisien dan dapat mengatasi gangguan dalam saluran komunikasi.
BAB III
PENUTUP
C. KESIMPULAN
Dalam ilmu komunikasi sebenarnya terdapat ratusan model komunikasi. Penyusun tidak mungkin membahas model-model tersebut satu persatu. Setiap model mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam makalah ini penyusun memilih Model Komunikasi Shannon dan Weaver sebagai Model Komunikasi yang dikaji dikarenakan Model Shannon dan Weaver mengkomunikasikan sesuatu hal kepada penerima pertama-tama akan terlibat dalam proses pengolahan atau pembentukan pesan melalui transmitter sehingga menimbulkan suatu symbol yang bermakna, diketahui bahwa dimana pun kita berkomunikasi maka terjadi setiap gangguan di sekeliling kita tapi kita sebagai komunkator menyampaikan ke komunikan agar lebih efektif.
Tidak ada model yang benar atau salah. Setiap model hanya dapat diukur berdasarkan kemanfaatannya ketika dihadapkan dengan dunia nyata, khususnya ketika digunakan untuk menjaring data dalam penelitian. Selain itu, model yang dirancang, unsure-unsur model dan hubungan antara berbagai unsur tersebut, bergantung pada perspektif yang digunakan si pembuat model.
Pandangan dari suatu perspektif akan menampilkan dimensi – dimensi tertentu, sementara pengamatan dari sudut pandang berbeda akan menyoroti aspek – aspek komunikasi yang berbeda pula.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Melihat latar belakang ilmu komunikasi yang bersifat dinamis, model komunikasi tidaklah mudah untuk digambarkan. Sejauh ini telah terdapat ratusan model yang dibuat para ahli komunikasi, yang masing-masing mempunyai ciri khas yang dipengaruhi oleh latar belakang pembuat model, baik latar belakang keilmuan, paradigma yang digunakan, kondisi teknologis, dan zaman.
Pada umumnya tidak ada suatu model yang berhasil dan muncul tiba-tiba. Suatu model yang baik hendaknya melewati banyak tahap ujian, yang mungkin memakan waktu puluhan tahun. Perlu ditegaskan lagi, tidak ada model yang sempurna. Bahkan ketika model sudah diterima secara luas, ada saja nuansa baru yang muncul dari fenomena yang telah dimodelkan, sehingga dikembangkan lagi suatu model baru untuk mengakomodasikan nuansa baru tersebut.
Begitu seterusnya, hal ini juga berlaku untuk pembuatan model dalam ilmu-ilmu sosial termasuk ilmu komunikasi. Suatu model sering menunjukkan kekurangan-kekurangan mengenai karateristik fenomena yang dimodelkan. Model suatu fenomena bisa diperbaiki berdasarkan model pertama tadi yang dari waktu ke waktu dihadapkan dengan data yang lebih baru yang ditemukan dilapangan.
BAB II
PEMBAHASAN
B. PENGERTIAN DAN MODEL KOMUNIKASI
Model adalah representasi simbolik dari suatu benda, proses, sistem, atau gagasan. Model dapat berbentuk gambar-gambar grafis, verbal, atau matematikal. Perbedaan pokok antara teori dan model adalah : teori merupakan penjelasan, sementara model hanya merupakan representasi. Yang dimaksud model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya.
Menurut Littlejohn, dalam pengertian luas model menunjuk pada setiap representasi simbolis dari suatu benda, proses atau gagasan ide. Biasanya model di pandang sebagai analogi dari beberapa fenomena. Dengan demikian model dapat berbentuk gambar-gambar grafis, verbal atau matematika.
Perbedaan teori dan model menurut Littlejohn dan Hawes (1983) adalah teori merupakan penjelasan (explanation) sedangkan model hanya merupakan representasi. Dengan demikian model dapat diartikan sebagai representasi dari suatu peristiwa komunikasi. Melalui model-model komunikasi dapat terlihat faktor-faktor yang terlibat dalm proses komunikasi. Akan tetapi, model tidak berisikan penjelasan mengenai hubungan dan interaksi antara faktor-faktor atau unsur-unsur yang menjadi bagian dari model, dimana penjelasannya didapatkan pada teori. Model membantu merumuskan teori dan menyarankan hubungan. Suatu model mengimplikasikan teori mengenai fenomena yang diteorikan.
Dalam ilmu komunikasi, biasanya model-model komunikasi dirancang dengan menggunakan serangkaian blok, segi empat, lingkaran, panah, garis, spiral, dan lain-lain. Model menguji suatu temuan dalam dunia nyata, walaupun tidak pernah final karena selalu diuji dengan penemuan model terbaru.
C. FUNGSI DAN MANFAAT MODEL KOMUNIKASI
Model dapat berfungsi sebagai basis bagi teori yang lebih kompleks, alat untuk menjelaskan teori dan menyarankan cara-cara untuk memperbaiki konsep. Sebagai alat dapat dipakai kata-kata, angka,simbol, dan gambar untuk melukiskan model suatu objek, teori, atau proses.
Suatu Model memberi teoritikus suatu struktur untuk menguji temuan-temuan dalam dunia nyata. Sehubungan dengan Model Komunikasi para ahli mengemukakan bahwa Model Komunikasi mempunyai fungsi-fungsi yaitu menurut :
1. Gordon Wiseman dan Larry Barker
• Melukiskan Proses Komunikasi
• Menunjukkan hubungan visual
• Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi
2. Deutsch
• Mengorganisasikan ( kemiripan data dan hubungan ) yang tadinya tidak teramati.
• Bersifat Heuristik yaitu menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui.
• Prediktif, memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan seberapa banyak.
3. Harold Laswell
Adapaun fungsi komunikasi menurut Lasswell adalah sebagi berikut:
• The surveillance of the invironment (pengamatan lingkungan).
• The correlation of the parts of society in responding to the environment (koreksi kelompok kelompok dalam masyarakat ketika menanggapi ligkungan).
• The transmission of the social heritage from one generation to the next (transmisi warisan sosial dari generasi yang satu ke generasi yang lain).
Yang dimaksud dengan surveillance oleh Lasswell adalah kegiatan mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai peristiwa-peristiwa dalam suatu lingkungan, dengan kata lain penggarapan berita.
Kegiatan yang disebut correlation adalah interpretasi terhadap informasi mengenai peristiwa yang terjadi di lingkungan. Dalam beberapa hal, ini dapat didefinisikan sebagai tajuk rencana atau propaganda. Kegiatan transmission of culture difokuskan kepada kegiatan mengkomunikasikan informasi, nilai, dan norma sosial dari generasi yang satu ke generasi yang lain atau dari anggota suatu kelompok kepada pendatang baru. Ini sama dengan kegiatan pendidikan. Kegunaan model jelas memberikan manfaat, terutama kepada ilmuwan, untuk memperjelas teori yang mereka kemukakan. Model juga memberikan kerangka rujukan untuk memikirkan masalah yang mungkin timbul, memberi peluang akan terbukanya problem abstraksi, dan memberi penglihatan berbeda atau lebih dekat.
Model-model komunikasi memberikan gambaran tentang struktur dan hubungan fungsional dari unsur atau faktor yang ada dalam suatu sistem. Melalui model kita akan dapat memahami dengan lebih mudah dan komprehensif mengenai struktur dan fungsi dari unsur/faktor yang terlibat dalam proses komunikasi, baik dalam konteks individu, di antara dua orang atau lebih, kelompok atau organisasi maupun dalam konteks komunikasi dengan masyarakat secara luas.
D. MODEL KOMUNIKASI SHANNON DAN WEAVER
Model ini membahas tentang masalah dalam mengirim pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini mengandaikan sebuah sumber daya informasi yang menciptakan sebuah pesan dan mengirimnya dengan suatu saluran kepada penerima yang kemudian membuat ulang pesan tersebut.
Dengan kata lain, model ini mengasumsikan bahwa sumber daya informasi menciptakan pesan dari seperangkat pesan yang tersedia. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang dipakai. Saluran adalah media yang mengirim tanda dari pemancar kepada penerima. Di dalam percakapan, sumber informasi adalah otak, pemancar adalah suara yang menciptakan tanda yang dipancarkan oleh udara. Penerima adalah mekanisme pendengaran yang kemudian merekonstruksi pesan dari tanda itu. Tujuannya adalah otak si penerima. Dan konsep penting dalam model ini adalah gangguan.
Fokus utama teori ini adalah untuk menentukan cara di mana saluran komunikasi dapat digunakan secara efisien. Bagi mereka, saluran utamanya adalah kabel telepon dan gelombang radio. Mereka mencetuskan teori yang memungkinkan mereka mendekati masalah bagaimana mengirim sejumlah informasi yang maksimum melalui saluran yang ada, dan bagaimana mengukur kapasitas dari suatu saluran yang ada untuk membawa informasi. Mereka menggunakan asumsi bahwa komunikasi antar manusia itu ibarat hubungan melalui telepon dan gelombang radio.
a. Sumber Informasi ( Information Source )
Dalam komunikasi manusia menjadi sumber informasi adalah otak. Pada otak ini terdapat kemungkinan message / pesan yang tidak terbatas jumlahnya. Tugas utama dari otak adalah menghasilkan suatu pesan atau suatu set kecil pesan dari berjuta-juta pesan yang ada.
b. Transmitter
Langkah kedua dari model Shannon adalah memilih transmitter. Pemilihan transmitter ini tergantung pada jenis komunikasi yang digunakan. Kita dapat membedakan dua macam komunikasi yaitu komunikasi tatap muka dan komunikasi mesin.
Pada komunikasi tatap muka yang menjadi transmitternya adalah alat-alat pembentuk suara dan dihubungkan dengan otot-otot serta organ tubuh lainnya yang terlibat dalam penggunaan bahasa nonverbal , sedangkan pada komunikasi yang menggunakan mesin-mesin alat komunikasi yang berfungsi sebagai transmitter adalah alat itu sendiri seperti, telepon, radio, televisi, foto, dan film.
c. Penyandingan Pesan (Encoding )
Penyandingan pesan diperlukan untuk mengubah ide dalam otak kedalam suatu sandi yang cocok dengan Transmitter. Dalam komunikasi tatap muka signal yang cocok dengan alat-alat suara adalah berbicara. Signal yang cocok dengan otot-otot tubuh dan indera adalah anggukan kepala, sentuhan dan kontak mata.
Pada komunikasi yang menggunakan mesin, di mana alat-alat yang digunakan sebagai perluasan dari indera, penyandian pesan juga berasal dari tubuh tetapi diperluas melalui jarak jauh dengan transmitter. Misalnya radio adalah perluasan dari suara manusia, televisi perluasan dari mata dan begitu juga dengan alat komunikasi lainnya.
d. Penerima dan Decoding
Istilah Shannon mengenai penerima dan decoding atau penginterpretasian pesan seperti berlawanan dengan istilah penyandian pesan. Pada komunikasi tatap muka kemungkinan transmitter menyandikan pesan dengan menggunakan alat-alat suara dan otototot tubuh. Penerima dalam hal ini adalah alat-alat tubuh yang sederhana yang sanggup mengamati signal.
Misalnya telinga menerima dan menguraikan sandi pembicaraan, mata menerima dan menguraikan sandi gerakan badan dan kepala, kilatan mata dan signal lainnya yang dapat dilihat mata. Jelaslah jika seorang individu pada komunikasi tatap muka kekurangan satu atau lebih organ tubuh maka penerimaan pesan akan menjadi macet.
e. Tujuan (Destination)
Komponen terakhir dari Shanon adalah destination (tujuan) yang dimaksud oleh si komunikator. Destination ini adalah otak manusia yang menerima pesan yang berisi bermacam-macam hal, ingatan atau pemikiran mengenai kemungkinan dari arti pesan. Penerima pesan telah menerima signal mungkin melalui pendengaran, penglihatan, penciuman dan sebagainya kemudian signal itu diuraikan dan diinterpretasikan dalam otak.
f. Sumber Gangguan (Noise)
Dalam model komunikasi Shannon ini terlihat adanya faktor sumber gangguan pada waktu memindahkan signal dari transmitter kepada si penerima. Misalnya pada waktu anda berbicara dengan teman di jalan kedengarannya suara mobil lewat anak-anak berteriak yang semuanya itu mengganggu pembicaraan anda sesaat dan gangguan itu dinamakan noise. Gangguan ini selalu ada dalam tiap-tiap komunikasi.
Oleh sebab itu kita harus siap menetralkan gangguan dan tidak terkejut dengan kehadirannya. Untuk menetralkan gangguan ini Shannon mengemukakan empat cara seperti berikut :
• Menambah kekuatan ( power ) dari signal. Misalnya kalau kita berbicara dengan seseorang di jalan yang suasananya hiruk pikuk, kita perlu memperkeras suara kita dalam berbicara supaya tidak diteln suara hiruk pikuk dan agar dapat didengar oleh lawan kita berbicara.
• Mengarahkan signal dengan persis. Seperti halnya dalam pembicaraan diatas, taktik lain yang bisa dipakai untuk mengatasi gangguan adalah berbicara dekat sekali dengan lawan berbicara sehingga suara kita itu dapat menetralkan gangguan suara lain.
• Menggunakan signal lain. Sebagai tambahan terhadap dasar pertama, dapat digunakan taktik lain untuk menetralisir gangguan yaitu dengan memperkuat pesan dengan signal lain misalnya, dengan gerakan kepala, gerakan badan, sentuhan, dan sebagainya.
• Redudansi. Redudansi dalam situasi yang normal kurang baik digunakan., tetapi dalam suasana yang hiruk pikuk pengulangan kata-kata kunci dalam pembicaraan perlu dilakukan untuk membantu memperjelas pesn yang disampaikan.
Sumber dipandang sebagai pembuat keputusan (decision maker), yaitu sumber yang memutuskan pesan mana yang akan dikirim. Pesan yang sudah diputuskan untuk dikirim kemudian diubah oleh transmiter menjadi sebuah sinyal yang dikirim melalui saluran kepada penerima. Diumpamakan telepon, salurannya adalah kabel, sinyalnya adalah arus listrik di dalamnya, dan transmiter dan penerimanya adalah pesawat telepon.
E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL KOMUNIKASI SHANNON DAN WEAVER
Dalam realitasnya teori Shannon dan Weaver ini memberikan sumbangan besar terhadap konsep message yang dipengaruhi entropy dan redundancy serta keharusan dalam melakukan keseimbangan antara keduanya menuju efesiensi komunikasi melalui upaya pengurangan gangguan dalam fungsi proses komunikasi (Lubis, 1998 : 45).
Namun, sayangnya model ini juga memberikan gambaran yang parsial mengenai proses komunikasi. Selain itu komunikasi pada model ini dipandang sebagai fenomena statis dan satu arah. Juga tidak menjelaskan konsep umpan balik atau transaksi yang terjadi dalam penyediaan dan penyediaan balik.
Konsep gangguan dalam saluran komunikasi menurut teori ini adalah setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan (Mulyana, 2001 : 138).
Gangguan ini bisa merupakan interferensi statis atau suatu panggilan telepon, musik yang hingar bingar disebuah pesta atau sirene diluar fungsi yang menjelaskan gangguan suara atau sumber informasi. Berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki model komuikasi Shannon dan Weaver:
1. Kelebihan Model Komunikasi Shannon dan Weaver
• Menitikberatkan perhatiannya langsung kepada saluran yang menghubungkan pengirim (sender) dan penerima (receiver) atau dengan kata lain, komunikator dan komunikan.
• Membedakan source dengan transmitter dan antara receiver dengan destination. Dengan kata lain, dua fungsi dipenuhi pada sisi pengiriman (transmitting) dan pada sisi penerimaan (receiving) dari proses.
• Digunakan dalam konteks-konteks komunikasi yaitu komunikasi antar pribadi, komunikasi publik dan komunikasi massa.
• Menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya.
• Memiliki konsep penting yang tidak dimiliki oleh model komunikasi lain yaitu : Noise (gangguan), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan.
2. Kekurangan Model Komunikasi Shannon dan Weaver
• Komunikasi dipandang sebagai fenomena yang statis.
• Komunikasi bersifat satu arah dengan tidak memiliki konsep feedback.
• Model ini memberikan gambaran yang parsial mengenai proses komunikasi.
• Tidak ada konsep umpan balik atau transaksi yang terjadi dalam penyandian dan penyadian balik dalam model tersebut.
• Tulisan-tulisan Weaver sangat sulit dipahami, misalnya formula yang dikemukakannya.
Shannon dan Weaver juga mengidentifikasi tiga level masalah (noise) dalam studi komunikasi. Ketiga hal tersebut adalah:
• Level A (masalah teknis)
Bagaimana simbol-simbol komunikasi dapat ditransmisikan secara akurat?
• Level B (masalah semantik)
Bagaimana simbol-simbol yang ditransmisikan secara persis menyampaikan makna yang diharapkan?
• Level C (masalah keefektifan)
Bagaimana makna yang diterima secara efektif mempengaruhi tingkah laku dengan cara yang diharapkan?
Ibarat sedang berkomunikasi lewat telepon, gangguan teknis adalah tentang apakah telepon kita berfungsi baik atau tidak. Jika telepon yang kita gunakan sinyalnya tidak jelas atau putus-putus, sehingga suara kita tidak terdengar dengan jelas oleh lawan bicara kita, maka hal ini termasuk ke dalam gangguan teknis.
Pada noise yang kedua, gangguan level semantik, adalah sejauh mana kata-kata atau komunikasi yang kita lakukan melalui telepon tadi dapat dipahami atau ditangkap sesuai apa yang kita maksudkan. Mungkin secara teknis, suara kita sudah dapat didengar dengan cukup jelas oleh lawan bicara kita, tapi belum tentu apa maksud dari pembicaraan atau dari kata-kata kita dipahami atau ditangkap secara baik oleh lawan bicara kita itu.
Sedangkan pada level yang ketiga, gangguan masalah keefektifan adalah persoalan tentang sejauh mana kata-kata atau komunikasi yang kita lakukan terhadap lawan bicara kita mampu mempengaruhi tingkah laku orang tersebut agar mau melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak kita. Gangguan pada level ini adalah persoalan behavioral. Pada level ini pula, komunikasi dilihat oleh Shannon dan Weaver sebagai alat propaganda.
Jika ternyata komunikasi yang dilakukan tidak berhasil mengubah perilaku lawan bicara kita agar mau mengikuti apa-apa yang dimaksudkan oleh komunikator, maka komunikasi yang dilakukan dianggap mengalami gangguan atau noise. Lebih dari itu komunikasi yang dilakukan dilihat juga sebagai komunikasi yang tidak efektif, atau komunikasi yang gagal.
Dalam sudut pandang ini, teori Shannon dan Weaver selanjutnya dianggap mamandang persoalan komunikasi sekedar sebagai hitung-hitungan yang matematis. Lebih jauh lagi, komunikasi pada nantinya dibuat sedemikian rupa agar mampu memanipulasikan pesan dan saluran guna mencapai level keefektifan komunikasi yang optimal, yaitu mampu mengubah orang lain mengikuti apa-apa yang diinginkan oleh seorang komunikator.
B. ANALISA MODEL KOMUNIKASI SHANNON DAN WEAVER BERDASARKAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Model Shannon dan Weaver sering disebut model matematis atau model teori informasi. Model ini menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menciptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang penerima.
Dalam percakapan, sumber informasi adalah otak, transmitternya adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal (kata-kata terucapkan), yang ditransmisikan lewat udara (sebagai saluran). Penerima (receiver), yakni mekanisme pendengaran, melakukan operasi yang sebaliknya dilakukan transmitter dengan merekonstuksi pesan dari sinyal. Tujuan (destination) adalah (otak) orang yang menjadi tujuan tersebut.
Suatu konsep penting dalam model Shannon dan Weaver ini adalah bising (noise), yakni setiap rangsangan tambahan yang tidak dikehendaki yang dapat menggangu kecermatan pesan yang disampaikan.
Noise ini contohnya adalah saat kita mengobrol dengan seseorang di telepon saat kita sedang berdiri di pinggir jalan dan kita terganggu dengan suara berisik dari kendaraan yang berlalu lalang di depan kita. Menurut Shannon dan Weaver, gangguan ini selalu ada dalam saluran bersama pesan tersebut yang diterima oleh penerima. Dengan adanya sumber gangguan (noise source) ini banyak kemungkinan dapat terjadi. Bisa saja pesan yang disampaikan oleh sumber informasi tidak sampai ke tujuan, bisa juga si penerima salah mengartikan pesan, atau dapat pula pesan justru diterima orang lain.
Gangguan yang terdapat pada konsep ini dibagi menjadi dua yaitu:
1. Gangguan Psikologis: Gangguan yang merasuki pikiran dan perasaan yang mengganggu penerimaan pesan yang akurat.
Contoh: Melamun, Mengantuk, dan lain-lain
2. Gangguan Fisik: Gangguan yang secara langsung menyerang fisik seseorang.
Contoh: Tunanetra, Tunarungu dan lain-lain
Kelemahan model Shannon dan Weaver adalah :
· Dianggap komunikasi satu arah maka tidak adanya feedback yang didapat
· Dalam praktik komunikasinya, disebut bahwa komunikasi memiliki gangguan yaitu Noise.
Kelebihan model Shannon dan Weaver adalah:
· Penyampaian informasi dalam berkomunikasi terkesan lebih mudah.
· Membuat pengembangan teknologi informasi menjadi suatu hal yang penting dalam komunikasi karena menurut teori ini, komunikasi membutuhkan channel atau media penghubung.
· Model komunikasi ini dapat diaplikasikan dalam komunikasi antar pribadi maupun komunikasi massa.
Komentar:
- Model komunikasi ini hanya bersifat satu arah
- Teori Shannon dan Weaver tidak membahas mengenai feedback yang seharusnya diterima dalam berkomunikasi .
- Teori ini membuktikan bahwa media penghubung (channel) sangat dibutuhkan dalam berkomunikasi.
Shannon & Weaver juga menambahkan konsep entropi. Entropi adalah ketidakpastian atau ketidakteraturan dalam suatu situasi. Dalam teori informasi entropi dihubungkan dengan tingkat kebebasan memilih yang dimiliki seseorang dalam membangun pesan.
Pesan yang teratur tidak mempunyai tingkat keacakan, ketidakpastian. Hal ini berarti entropi suatu informasi rendah karena suatu bagian dari pesan itu yang hilang saat diterima mempunyai tingkat probabilitas yang tinggi untuk diisi penerima. Entropi dipandang sebagai masalah dalam komunikasi. Entropi muncul jika prediktabilitas rendah dan informasi yang ada tinggi (high information). Semakin besar entropi semakin kecil prediktabilitas.
Contoh : Karena pengaturan dalam bahasa Inggris, seseorang penerima yg sangat mengenal bahasa itu bisa membetulkan salah eja yg terdapat dalam pesan tersebut.
Bagian pesan yg bukan entropi disebut dengan redundancy (redundansi). Redundansi adalah bagian dari pesan yang ditentukan oleh aturan yang mengatur bagaimana penggunaan lambang/simbol atau bagian yang bisa diprediksi. Semakin besar redundansi suatu pesan, semakin sedikit pesan yang dibawa. Bila prediktabilitasnya tinggi, maka informasinya rendah. Peningkatan redundasi akan meningkatkan efisiensi sistem komunikasi.
Redundansi dipandang sebagai sarana untuk memperbaiki pesan.
Redundansi berfungsi untuk :
1. membantu masalah teknis
2. masalah yg berkaitan dengan perluasan konsep redundansi dalam dimensi sosial.
Semakin banyak gangguan, semakin besar kebutuhan akan redundansi yang mengurangi entropi pesan. Keseimbangan redundansi dan entropi dapat menghasilkan komunikasi yang efisien dan dapat mengatasi gangguan dalam saluran komunikasi.
BAB III
PENUTUP
C. KESIMPULAN
Dalam ilmu komunikasi sebenarnya terdapat ratusan model komunikasi. Penyusun tidak mungkin membahas model-model tersebut satu persatu. Setiap model mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam makalah ini penyusun memilih Model Komunikasi Shannon dan Weaver sebagai Model Komunikasi yang dikaji dikarenakan Model Shannon dan Weaver mengkomunikasikan sesuatu hal kepada penerima pertama-tama akan terlibat dalam proses pengolahan atau pembentukan pesan melalui transmitter sehingga menimbulkan suatu symbol yang bermakna, diketahui bahwa dimana pun kita berkomunikasi maka terjadi setiap gangguan di sekeliling kita tapi kita sebagai komunkator menyampaikan ke komunikan agar lebih efektif.
Tidak ada model yang benar atau salah. Setiap model hanya dapat diukur berdasarkan kemanfaatannya ketika dihadapkan dengan dunia nyata, khususnya ketika digunakan untuk menjaring data dalam penelitian. Selain itu, model yang dirancang, unsure-unsur model dan hubungan antara berbagai unsur tersebut, bergantung pada perspektif yang digunakan si pembuat model.
Pandangan dari suatu perspektif akan menampilkan dimensi – dimensi tertentu, sementara pengamatan dari sudut pandang berbeda akan menyoroti aspek – aspek komunikasi yang berbeda pula.
Comments
Post a Comment