MAKALAH PERSEPSI KONSUMEN

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Manusia sebagai mahluk sosial dan juga sebagai mahluk yag individual, memiliki cara pandang yang berbeda satu sama lain. Hal ini tergantung bagaimana seseorang menanggapi sesuatu dengan kemampuan kognitifnya. Pada dasarnya manusia dilengkapi dengan kemampuan kognitif untuk memproses sebuah informasi yang diperoleh dari lingkungannya melalui panca indera yang dimliki. Salah satu kemampuan kognitif yang dimiliki oleh manusia adalah persepsi.

Persepsi dapat mempengaruhi sikap, tingkah laku dan penyesuaian pada diri seseorang. Proses persepsi disini bisa dibilang sebagai proses yang manusiawi atau otomatis, karena persepsi bekerja dengan cara yang hampir sama pada setiap individu meskipun hasil akhir yang didapatnya berbeda itu karena dipengaruhi oleh berbagai macam faktor pembentukannya. Secara sederhana persepsi mengandung arti bagaimana cara seseorang dalam memahami sesuatu atau bagaimana dia melihat suatu objek (Apruebo, 2005). Persepsi juga berarti suatu proses pemahaman atau pemberian makna atas sebuah informasi terhadap stimulus. Stimulus diperoleh dari proses penginderaan terhadap obejk, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa proses kognisi pada manusia dimulai melalui sebuah proses persespi.


BAB II

PEMBAHASAN

2. Landasan Teori

A. Perilaku Konsumen

a. Pengertian Perilaku konsumen

Perilaku Kosumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses kebutuhan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen menyoroti perilaku yang menyangkut suatu proses pengambilan keputusan sebelum pembelian sampai dengan mengkonsumsi produk, dan tujuan mempelajari perilaku konsumen adalah untuk menyusun strategi pemasaran yang efektif.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Dalam memutuskan tindakan akhir untuk mengkonsumsi suatu produk barang atau jasa, konsumen dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor dari lingkungan maupun internal dari diri masing-masing.

1) Faktor Budaya

Faktor penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Budaya memegang peranan penting dalam segala perilaku konsumen, apabila budaya yang ada sudah sangat melekat pada diri konsumen, maka budaya-budaya asing yang mencoba masuk tidak akan mudah mempengaruhi perilaku konsumen tersebut. Setiap kebudayaan memilliki sub-budaya nya tersendiri yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih jelas untuk para penganutnya. Sub-budaya juga dapat dikategorikan lebih rinci lagi yang menjadi 4 jenis yakni :

· Kelompok Nasionalisme

· Kelompok Keagamaan

· Kelompok Ras

· Kelompok Area Geografis

2) Faktor Sosial

Kehidupan seseorang dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya juga tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut dapat mempengaruhi perilaku konsumen, kehidupan dalam keluarga, kelompok kecil seperti organisasi atau klub, maupun peranan status sosial dari seseorang.

3) Faktor Pribadi

Sudah menjadi takdir bahwa sepanjang hidupnya manusia membutuhkan manfaat dari produk dan jasa, namun pemilihan barang yang dibeli secara otomasi dipengaruhi oleh ekonomi dan gaya hidup yang dimilikinya. Selain itu konsep diri dan kepribadian juga turut berpengaruh, karakteristik yang unik dan berbeda setiap konsumen menyebabkan tanggapannya relatif konsisten dan bertahan lama terhadap pilihan pembelian merek produk. Sedangkan konsep diri adalah pencitraan dirinya sendiri saat memilih produk yang ideal untuk dikonsumsi.

4) Faktor Psikologis

Perilaku konsumen dalam memilih pembelian produk atau jasa lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu : motivasi, persepsi, pengetahuan dan kepercayaan. Didorong oleh rasa ingin memenuhi kebutuhan, mengorganisir informasi yang diterima, yang kemudian diimplemetasikan menjadi pengetahuan lalu dimaknai sebagai patokan mutu untuk pemilihan konsumsi produk barang atau jasa yang telah dipercaya oleh konsumen..

B. Stimuli

Stimuli atau stimulus merupakan salah satu dari bentuk komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi individu. Dalam kehidupan sehari-hari persepsi diseleksi secara ketat, begitu banyaknya informasi yang tersedia, seseorang hanya bisa diexpose secara terbatas. Selektivitas terhadap informasi yang tersedia sering disebut sebagai perceptual defense yang berati seseorang tidak penerima pesan pemasaran secara pasif. Sebaliknya konsumen sebagian besar menentukan pesan yang mereka temui dan mereka lihat sama dengan arti/makna yang akan diberikan pada pesan tersebut.

C. Persepsi konsumen

a. Pengertian Persepsi dan Persepsi Konsumen

Persepsi dapat didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih untuk mengatur dan memaknai rangsangan atau stimuli yang diterima kedalam penafsiran yang masuk akal. Menurut J. Setiadi (2003 : 160) persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisasikan, dan diinterpretasikan. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2007 : 228) mengatakan persepsi adalah proses yang digunakan individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

Perilaku Konsumen menurut Kotler dan Amstrong yang dikutip oleh Simamora (2001 : 81) mengartikan bahwa perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian akhir, baik individu maupun rumah tangga (kelompok), yang membeli produk barang atau jasa untuk konsumsi personal. Proses yang terjadi pada seseorang yang telah memutuskan untuk membeli, dimana, kapan bagaimana cara mendapatkannya merupakan proses yang berkesinambungan yang dimana seseorang telah termotivasi untuk membeli karena dipengaruhi oleh persepsinya terhadap suatu situasi yang sedang dihadapinya. Antar individu mungkin memiliki pandangan pada satu benda yang sama namun mempersepsikan atau mendeskripsikannya secara berbeda.

Dari berbagai definisi diatas, maka diketahui bahwa persepsi konsumen adalah suatu proses dimana konsumen memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasikan (memaknai) sebuah informasi yang didapat menjadi suatu gambaran yang memiliki arti tertentu ,dapat dirasakan melalui perhatian, baik secara selektif, distorsi maupun retensi.

b. Bentuk-bentuk Persepsi

Proses pemahaman terhadap sebuah stimulus yang diperoleh panca indera menyebabkan persepsi menjadi berbagai jenis. Apruebo (2005) mengemukakan berbagai bentuk persepsi yang diantaranya adalah :

1. Persespi Visual

Persepsi yang didapatkan melalui indera penglihatan

2. Persepsi Auditori

Persepsi yang didapatkan melalui indera pendengaran

3. Persepsi Peraba

Persepsi yang didapatkan melalui indera taktil

4. Persepsi Penciuman

Persepsi yang didapatkan melalui indera penciuman (olfaktori)

5. Persepsi Pengecapan

Persepsi yang didapatkan melalui indera pengecap

c. Syarat terjadinya Persepsi

Menurut Sunaryo (2004 : 98) syarat-syarat terjadinya persepsi adalah sebagai berikut :

a. Adanya objek yang dipersepsi

b. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu kesiapan dalam mengadakan persepsi

c. Adanya alat indera (receptor) sebagai alat untuk menerima stimuli

d. Saraf sensory sebagai alat penerus stimulus menuju ke otak yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.

d. Proses Persepsi Pemrosesan persepsi ialah suatu deret atau seri kegiatan dimana rangsangan atau stimuli dipahami,diubah menjadi informasi dan disimpan. Pada dasarnya persepsi merupakan proses hidup sebagai makna yang kita hubungkan berdasarkan pengalaman masa lampau, rangsangan yang kita terima melalui panca indera.

Suatu model pemrosesan persepsi yang memiliki 4 langkah utama yaitu, keterbukaan (exposure), perhatian, interpretasi dan memori. Tiga tahapan pertama yaitu keterbukaan, perhatian dan interpretasi membentuk persepsi.

Exposure terjadi ketika suatu stimulus seperti spanduk iklan datang didalam kisaran saraf penerima panca indera kita. Perhatian (attention) terjadi ketika stimulus dilihat, dan Interpretasi adalah pemberian arti dari makna pada sensasi yang diterima.

Sebenarnya proses ini terjadi secara stimultan/serentak, bukan satu persatu secara berurutan. Stimuli eksternal atau sensory inputs, bisa diterima pada sejumlah saluran, kita mungkin melihat billboard, mendengar bunyi, merasa kelembutan, merasakan lezatnya es krim, bau jaket kulit yang baru. Input tersebut diambil alih oleh 5 panca indera kita, merupakan data mentah untuk perceptual process.

Sebagai contoh saat mendengarkan lagu dari radio bisa menimbulkan internal sensory experience ketika lagu mengingatkan memori seorang pemuda sewaktu berdansa dengan seorang gadis, ingat bau parfumnya, merasakan rambut gadis menyentuh pipinya. Respon ini merupakan bagian terpenting dari hedonic consumption, the multisensory, fantasi dan aspek emosional interaksi konsumen dengan produk.


Dan berikut ini adalah penjelasan dari tahapan-tahapan pembentukan suatu persepsi :

1) Keterbukaan/exposure

Exposure terjadi ketika suatu rangsangan datang dalam jangkauan saraf penerima indera kita. Seseorang bisa diexpose hanya untuk sebagian kecil dari stimuli (rangsangan) yang tersedia, biasanya rangsangan dimana seseorang terbuka akan terseleksi dengan sendirinya. Artinya seseorang akan berhati-hati penuh kesabaran mencari keterbukaan stimuli tertentu dan menghindari lainnya.

Pada umumnya orang akan mencari informasi yang mereka pikir akan membantunya dalam upaya mencapai sebuah tujuan. Tujuan ini mungkin bisa bersifat jangka pendek/mendadak atau bahkan jangka panjang. Tujuan mendadak bisa melibatkan pencarian stimuli, seperti suatu program televisi untuk hiburan atau alamat web untuk membantu suatu keputusan pembelian. Tujuan jangka panjang mungkin melibatkan mempelajari buku ini dengan harapan agar lulus ujian konsentrasi pemasaran.

Seseorang juga akan ter-exposed dengan sejumlah besar stimuli yang bersifat acak selama kegiatan harian mereka. Pada saat seseorang mengendarai mobil mungkin selama perjalanan orang tersebut mendengarkan sebuah iklan dari saluran radio, melihat iklan di billboard atau kegiatan periklanan lainnya yang tanpa sengaja berniat untuk mencarinya.

Perlu diingat disini bahwa sensasi merujuk kepada respon mendadak dari sensory receptors kita (5 lima panca indera) terhadap rangsangan dasar.

2) Perhatian

Perhatian terjadi ketika stimulus menggerakan satu atau lebih panca indera sehingga sensasi yang dihasilkan dapat mengarah langsung ke otak untuk diproses. Seseorang secara terus menerus ter-exposed terhadap ribuan kali melebihi stimuli yang bisa mereka proses. Misalkan setiap stasiun tv menunjukan 6000 acara komersial setiap minggunya dan mungkin stasiun radio lebih banyak lagi, jadi oleh karena itu kita sebagai audiens atau konsumen harus lebih selektif didalam memillih pesan, melalui stimuli. Bukan hanya konsumen yang menjadi target sasaran yang harus lebih selektif, pemasar juga harus menyadari bahwa kalau ingin berkomunikasi dengan konsumen secara efektif harus memahami bagaimana memperoleh perhatian setelah menerima keterbukaan atau rangsangan.

Suara yang keras, warna yang mencolok, sinar yang menyilaukan dapat menimbulkan perhatian. Perhatian selau terjadi berkaitan dengan situasi, antar individu mungkin akan menaruh perhatian dengan tingkatan yang berbeda-beda terhadap stimulus yang sama dalam situasi yang berbeda. Pada dasarnya perhatian ditentukan oleh tiga faktor, yaitu : stimulus,individual dan situasi

3) Interpretasi

Interpretasi merupakan pemberian arti/makna terhadap suatu sensasi. Interpretasi adalah suatu pola yang dibentuk dari karakteristik stimulus, individual dan situasional. Jadi seluruh pesan termasuk konteks dimana kita menerima pesan mempengaruhi interpretasi yang kita buat, seperti kepercayaan kita terhadap suatu produk dipengaruhi oleh pengetahuan kita tentang kemampuan dari perusahaan yang memproduksinya, tentang harga dan kualitasnya, serta darimana asal produk itu dibuat dan dijualnya.

Dengan kata lain konsumen memiliki kepercayaan terhadap suatu produk apakah produk tersebut bermutu atau tidaknya. Terdapat beberapa faktor yang menyababkan terjadinya kesalahan dalam menginterpretasikan pesan, yakni :

· Penampilan Fisik

Penampilan fisik ini sering membuat konsumen keliru dalam menginterpretasikan suatu objek pemasaran

· Stereotip

Stereotip adalah prasangka. Mengacu pada kecenderungan dalam menilai orang kedalam suatu kategori tunggal/kelas.

· Kesan Pertama

Kesan pertama yang diterima saat bertemu, mendapat sapaan, atau bahkan layanan yang mengesankan, seseorang akan langsung menilai bahwa perusahaan tersebut memiliki standar yang berkualitas. Meskipun fakta yang sebenarnya belum bisa dipastikan.

D. Dinamika Persepsi

Menurut Schiffman dan Kanuk (2010, p.179) dibawah alam sadarnya konsumen memilih dalam mempersepsikan aspek-aspek lingkungannya. Interaksi tersebut berasal dari berbagai factor yang diantaranya :

1. Faktor Stimulus

Faktor Stimulus merupakan karakteristik dari rangsangan itu sendiri. Ada berbagai karakteristik yang dimiliki oleh stimulus diantaranya adalah :

1) Ukuran atau Intensitas

Semakin besar ukuran atau kadar intensitas dari stimuli, maka akan semakin besar pula kemungkinan objek mendapat perhatian dari konsumen.

2) Warna dan Gerakan

Warna maupun gerakan dapat membantu objek untuk mendapatkan perhatian lebih menarik para konsumen. Misalnya iklan yang berwarna cerah yang disertai dengan animasi bergerak cenderung lebih menarik perhatian dibandingkan dengan iklan yang tidak berwarna.

3) Posisi

Penempatan posisi yang tepat dalam menentukan tata letak objek dalam menarik perhatian konsumen. Sebagai contoh iklan billboard yang diletakan ditengah-tengah akan lebih mendapat perhatian dibandingkan dengan posisi iklan yang di pinggiran.

4) Isolasi

Yaitu adalah pemisahan objek stimuli dengan objek lainnya yang memiliki potensi yang sama. Apabila isolasi ini dilakukan dengan tepat maka objek yang ingin diiklankan akan lebih menonjol daripada objek yang lain.

5) Format

Merupakan cara bagaimana penyampaian pesan dipresentasikan kepada konsumen. Pada umumnya cara penyajian yang langsung dan sederhana akan lebih mudah mendapatkan perhatian dibandingkan dengan cara yang kompleks. Isi dari pesan yang sulit untuk dimengerti atau diproses akan menurunkan minat konsumen dalam memberikan keterbukaannya. Dengan kata lain pesan harus disampaikan dengan sedemikian rupa sehingga memudahkan konsumen untuk memprosesnya yang kemudian memberikan arti/makna pada stimuli tersebut.

6) Kontras/ekspektasi

Cara penyampaian pesan iklan yang berbeda dengan latar belakang iklan suatu produk sering memicu adanya perhatian konsumen untuk memaknai pesan tesebut. Contohnya adalah iklan rokok sampoerna yang berbunyi “Gali lubang tutup lupa!”

7) Ketertarikan/minat

Karakteristik dari seorang konsumen dapat menentukan stimuli mana yang ingin dia maknai. Sebagai contoh seseorang yang gemar bermain bola cenderung lebih menaruh perhatian terhadap iklan yang berhubungan dengan sepakbola.

8) Kuantitas Informasi

Meskipun terdapat variasi diantara individu atau konsumen, mereka mempunyai kapasitas untuk memproses informasi secara berlebih. Apabila informasi yang diterima melebihi kapasitas hal ini dapat menyebabkan frustasi, sehingga konsumen akan menunda keputusan bahkan tidak jadi membuat keputusan sama sekali atau hanya menggunakan sebagian kecil dari informasi yang tersedia.

2. Faktor Indvidual

Faktor individual merupakan karakteristik seseorang mengenai ketertarikan (interest) dan kebutuhannya (need). Karakteristik ini merupakan faktor utama yang dapat memperngaruhi perhatian konsumen. “Interest” merupakan cerminan dari gaya hidup sebagai akibat adanya tujuan dan rencana dalam jangka panjang serta kebutuhan jangka pendek. Tujuan tersebut dipengaruhi oleh faktor situasi yang mana antar individu memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengatur suatu informasi.

3. Faktor Situasional

Faktor Situasional adalah faktor di dalam lingkungan objek yang dapat mempengaruhi tingkat kepekaan konsumen terhadap stimuli. Misalnya apabila konsumen ditempatkan pada suatu pasar yang penuh sesak, maka konsumen tersebut tidak akan menaruh perhatian pada stimuli yang berada di lingkungan sekitar, melainkan dia akan meminimalisir waktu yang ada ditempat tersebut. Berbeda halnya dengan penumpang Garuda Airlines yang memiliki kenyamanan dan kesenjangan waktu untuk membaca majalah yang penuh iklan-iklan dan membaca daftar harga barang yang dijual pihak Garuda.

4. Faktor Keterlibatan Program

Pada umunya audien atau konsumen memperhatikan iklan yang ada karena didukung oleh suatu program (isi editorial), bukan karena pesan dari iklan tersebut. Perlu diketahui bahwa sifat atau ciri suatu program dapat mempengaruhi intensitas perhatian yang dapat diterima oleh iklan.

E. Karakter yang mempengaruhi Persepsi

Menurut Robbins (1998) persepsi dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam karakter individu masing-masing. Karakter tersebut dipengaruhi oleh :

1. Sikap

Faktor ini terjadi apabila ada dua individu yang sama, namun memiliki pengertian yang berbeda akan sesuatu yang dilihat satu sama lain.Sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari untuk berperilaku dengan cara yang tetap, baik itu menyenangkan atau tidak terhadap objek tertentu. Yang penting dalam memahami peran ini dalam perilaku konsumen adalah pengertian mengenai struktur dan komposisi sikap.

2. Motivasi

Rasa ketidakpuasan individu terhadap mutu suatu produk akan mendorong mereka untuk memiliki pengaruh yang kuat terhadap persepinya. Semua individu mempunyai kebutuhan, hasrat, dan keinginan, dorongan bawah sadar yang membentuk perilaku bersifat biologis, psikologis dan moral individu semua berorientasi kepada tujuan. Tujuan merupakan hasil pencarian perilaku yang mendapat stimuli. Bentuk atau arah yang diambil perilaku/tujuan yang dipilih merupakan hasil proses berpikir dan proses dari pembelajaran sebelumnya.

3. Interest

Tidak diragukan lagi bahwa minat seseorang dengan orang lain pasti berbeda, apa yang diperhatikan oleh seseorang dan apa yang dirasakannya dalam situasi tertentu bisa jadi berbeda satu dengan yang lainnya.

4. Experience/pengalaman

Fokus dari karakter ini yaitu berhubungan dengan individu yang mempunyai pengalaman masa lalu. Seseorang merasakan pengalaman masa lalu yang kemudian dikaitkan dengan hal yang terjadi sekarang. Walaupun beberapa pengalaman diperoleh secara sengaja, namun kebanyakan pembelajaran pengalaman diperoleh secara kebetulan. Unsur-unsur yang menyumbang pada pemahaman terhadap pengalaman adalah motivasi, petunjuk, tanggapan dan penguatan.

5. Ekspektasi

Suatu pengharapan pada satu produk yang apabila tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen, maka hal tersebut dapat merubah persepsi mereka dari stimuli yang mereka terima sebelumnya.

Selain lima faktor diatas, adapula faktor diluar karakteristik yang dapat mempengaruhi perubahan persepsi pada diri seseorang, diantaranya adalah :

1. Sasaran

Sasaran adalah hasil akhir yang diinginkan dari perilaku yang didorong karena adanya motivasi, semua perilaku berorientasi pada sasaran. Sasaran ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu sasaran umum dan khusus, sasaran umum adalah kategori yang dipandang konsumen sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya semata, sedangkan sasaran khusus adalah kategori yang telah diperinci kembali maksud dan tujuan kebutuhan mereka. Sasaran dapat membedakan hasil akhir yang dapat mempengaruhi persepsi masing-masing.

2. Situasi

Stimuli yang sama apabila dihadapkan pada situasi yang berbeda maka akan menghasilkan persepsi yang berbeda pula.

F. Persepsi dalam proses keputusan membeli

a. Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Jhon Dewey dalam Engel (1995), proses pengambilan keputusan membeli adalah suatu proses pemecahan masalah. Proses ini diawali dengan adanya persespsi pada suatu masalah karena adanya keinginan untuk pemenuhan sebuah kebutuhan yang tidak terpenuhi. Konsumen akhirnya membuat keputusan dengan perilaku yang ingin ditampilkan untuk mencapai sebuah kebutuhan dan memecahkan masalahnya.

Loudon dan Della Bitta (1993) mengatakan, proses ini merupakan sebuah keputusan konsumen tentang apa yang ingin mereka beli, berapa banyak yang akan dibeli, dimana konsumen membeli, kapan akan dilakukan dan bagaimana cara konsumen melakukan pembelian.

Berdasarkan pada pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa proses keputusan membeli adalah suatu proses pemecahan masalah oleh konsumen mengenai produk barang atau jasa yang hendak dibeli dengan cara memilih perilaku yang ingin ditampilkan melalui beberapa tahapan pembelian.

b. Pengertian persepsi terhadap resiko

Terkadang seseorang dihadapkan pada situasi yang tidak meyakinkan dalam mengambil keputusan pembelian, hal itu disebabkan karena keputusan yang dibuat berpotensi menimbulkan konsekuensi yang negatif. Situasi tersebutlah yang membuat seorang konsumen mempersepsikan adanya sebuah resiko (Schiffman & Kanuk, 2004).

Persepsi terhadap resiko adalah proses dimana seorang konsumen menerima, mengenali dan memahami rangsangan melalui panca indera yang ada pada dirinya, lalu menimbulkan perasaan bahwa keputusan pembelian yang telah dibuatnya memiliki kemungkinan dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak menyenangkan.

c. Persepsi dalam mengatasi resiko pembelian

Berikut adalah beberapa cara para konsumen dalam persepsi mereka guna mengatasi resiko pembelian yang akan mereka terima :

1. Mencari Informasi

Semakin banyak informasi yang diperoleh, maka semakin berkurang pula kemungkinan resiko yang akan diterima konsumen. Cara tersebut sangat efektif dan cukup mudah untuk dilakukan, bisa dimulai dengan cara bertanya langsung pada orang-orang terdekat seperti keluarga, teman, atau bahkan dari pihak toko yang bersangkutan. Mencari informasi lebih lanjut melalui media massa atau internet demi mendapatkan informasi mendalam tentang suatu produk yang hendak dibeli.

2. Memilih Merek Terkenal

Apabila konsumen tidak memiliki pengalaman atau bahkan informasi yang cukup jelas mengenai suatu produk yang hendak dibeli, maka biasanya konsumen akan lebih cenderung memilih merek produk yang sudah lebih dulu terkenal dimasyarakat. Karena produk yang terkenal mengindikasikan bahwa merek tersebut telah dipercaya oleh khalayak.

3. Bergantung pada Citra Toko

Sama halnya seperti pembahasan diatas, reputasi toko penjual dapat dijadikan asumsi jaminan atas barang-barang yang dijual ditokonya.

4. Membeli produk yang termahal

Mayoritas konsumen menganggap bahwa harga dari suatu produk merupakan cerminan dari kualitas produk tersebut. Semakin tinggi harga yang ditawarkan maka semakin bagus pula kuailtas yang dimiliki oleh produk tersebut. Jadi dengan membeli produk yang berharga mahal konsumen meng-klaim bahwa mereka telah membeli barang dengan kualitas yang terbaik.

5. Mencari Jaminan

Konsumen yang tidak yakin dengan kualitas barang yang dibelinya akan mencari jaminan kepastian produk, bisa melalui perjanjian uang kembali atau garansi barang rusak atau bahkan jaminan dari lisensi pembuktian melalui uji coba laboraturium.


BAB III
STUDY KASUS

Para konsumen sering merasakan adanya resiko dalam melakukan keputusan pembelian produk barang/jasa karena tidak adanya kepastian konsekuensi mengenai keputusan mereka. Tipe resiko yang paling sering dirasakan oleh konsumen adalah resiko fungsional, fisik, keuangan, sosial, psikologis, dan waktu.

Hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa semakin tingginya kesadaran individu untuk mengkonsumsi produk yang berkualitas demi menjaga kesehatan dan kelangsungan hidupnya.

Para konsumen sering menilai suatu produk berdasarkan berbagai macam isyarat, yakni isyarat intrinsik (warna, ukuran, rasa, aroma) dan isyarat ekstrinsik (harga, citra toko, citra merek, lingkungan jasa)namun mayoritas konsumen mengalami kesulitan dalam menilai kualitas jasa daripada kualitas produk, ini terjadi karena beberapa karakteristik jasa yang berbeda seperti bervariasi, tidak tahan lama, dan dihasilkan serta dipakai secara serentak.

Sebagai contoh, seseorang menilai kualitas dari suatu tempat/rumah makan dengan memperhatikan kebersihan ruangan, cita rasa makanan, memeriksa kebersihan perlengkapan makan dan memasak, keramahan pelayanannya, harga dan citra produk, serta letak geografis dari tempat/rumah makan tersebut, sehingga terbentuklah pola persepsi yang digunakan sebagai model riset teori keputusan pembelian. Ketika konsumen merasa tidak puas dari salah satu aspek tadi, maka dia akan berusaha untuk mencari destinasi lain yang dapat memenuhi kriteria kebutuhannya. Namun apabila atribut dan konsekuensi-konsekuensi dari produk dirasa masih relevan dengan dirinya, maka kuat tidaknya persepsi konsumen bergantung pada daya tarik dari kesesuaian objek dengan individu yang bersangkutan.


BAB IV

PENUTUP

3. Kesimpulan

Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mendefinisikan dan memproses rangsangan yang diterima oleh panca indera. Proses pemahaman stimuli yang dilakukan oleh alat indera menjadi 5 bentuk persepsi yang diantaranya adalah persepsi visual, auditori, perasa, peraba, dan pengecapan. Dalam prosesnya persepsi memiliki 4 langkah utama yaitu Exposure (keterbukaan), perhatian, interpretasi dan memori. Akan tetapi 3 langkah pertamalah yang membentuk persepsi.

Dibawah alam sadarnya konsumen berinteraksi dengan berbagai faktor dalam memilih dan mempersepsikan aspek-aspek lingkungannya yang dinamakan sebagai proses dinamika persepsi. Karakter seseorang juga dapat mempengaruhi berbagai persepsi individu, ini disebabkan karena faktor intern dan eksternal yang diterima berperan sebagai penentu mengapa setiap individu memliki persepsi yang berbeda.

Persepsi dapat membantu konsumen dalam melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk. Dimana seorang konsumen akan meninjau lebih lanjut mengenai pandangan mereka akan suatu produk yang dikiranya pantas atau tidaknya untuk dibeli. Dengan mempertimbangkan resiko-resiko apa saja yang kemungkinan akan diterima setelah melakukan keputusan pembelian produk.


Comments

  1. klu mau post lain kali jgn ikutkan dapusnya,, agar karyanya tidak di copas

    ReplyDelete
    Replies
    1. oiya maaf.. dan terimaksih banyak atas saran dan kunjungannya di blog yang sederhana ini :D

      Delete
  2. Makalah Persepsi Konsumen >>>>> Download Now

    >>>>> Download Full

    Makalah Persepsi Konsumen >>>>> Download LINK

    >>>>> Download Now

    Makalah Persepsi Konsumen >>>>> Download Full

    >>>>> Download LINK ze

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

TEORI KOMUNIKASI MODEL SHANNON DAN WEAVER

PEMBIDANGAN HUKUM BESERTA CONTOHNYA

Contoh Makalah Disorganisasi Keluarga (Perceraian)