MAKALAH PERENCANAAN KAMPANYE IKLAN



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Perencanaan Kampanye Iklan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga penulis berterima kasih pada Dosen Pembimbing mata kuliah Media Planner yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Perencanaan Kampanye Iklan dalam sebuah Biro Iklan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Susunan maupun besarnya organisasi biro iklan sangat bervariasi dan demikian pula dengan cara kerjanya. Ada yang beroperasi dengan sistem perencanaan menyeluruh, namun ada yang memiliki group krearif saja. Ada yang selalu mengerjakan suatu proyek secara sederhana, tetapi ada pula yang sekedar menyelenggarakan forum pembahasan antara kepala-kepala unit atau departemen yang menangani suatu proyek.

Namun demikian, langkah kerja dan control yang digunakan oleh kebanyakan biro iklan biasanya sama. Hampir semua biro akan mempunyai beberapa account executive (untuk mudahnya kita sebut AE) yang khusus bertugas sebagai penghubung antara klien dan biro, serta manajer produksi yang bertindak sebagai pengawas lalu lintas kerja dan sekaligus berfungsi sebagai pemantau perkembangan yang mengamati agar tiap tahapan proyek atau kampanye iklan selesai pada waktunya, sehingga iklan bisa diserahkan ke media sesuai deadline atau tanggal copynya.

Dalam waktu yang sama, bisa saja sekian kampanye yang berbeda digarap secara serentak, sehingga biro iklan yang bersangkutan menangani banyak “proyek dalam masa pengerjaan” (work in progress).


BAB II

ISI

B. Pembahasan

Pada pembahasan ini, metode perencanaan umum akan dipakai guna membahas segenap prosedur pelaksanaan pekerjaan yang ada, mulai dari briefing (pemaparan atau penjelasan atas sesuatu pekerjaan secara singkat namun komprehensif) awal sampai dengan tahap penilaian akhir atas hasil-hasil kampanye iklan yang telah dilancarkan.

1. Briefing Awal

Sebelum segala sesuatunya dirancang, AE dan biro iklan harus memperoleh informasi apapun tentang produk barang atau jasa yang akan diiklankan. AE mungkin dapat segera menyiapkan rancangan kampanye iklan jika perusahaan tersebut adalah klien lama dari biro iklannya. Tetapi untuk klien yang baru, AE harus merancang suatu usulan atau proposal yang kompetitif. Untuk kasus yang terakhir, AE juga harus bekerja keras menghimpun informasi, karena kemungkinan besar apa yang diketahuinya tentang perusahaan atau produk kliennya yang baru, masih sangat terbatas.

Pada umumnya jenis data yang harus disiapkan AE, yaitu :

a. Anggaran

Perusahaan pemasang iklan atau pihak klien telah menetapkan jumlah atau plafon anggaran belanja iklan yang seringkali merupakan bagian anggaran pemasaran perusahaan secara keseluruhan. Anggaran dapat dipecah menjadi dua, yakni anggaran untuk media lini atas dan media lini bawah. Biro iklan bisa diminta mengurus sebagian atau keseluruhan pemakaian media tersebut. Jadi sebuah biro iklan harus merancang suatu bentuk kampanye iklan dalam batas-batas keuangan yang telah ditetapkan.

b. Perusahaan, produk, atau layanannya

Seorang AE harus memahami sepenuhnya latar belakang serta bagaimana perusahaan tersebut beroperasi yang harus tersedia adalah laporan tahunannya. Tetapi setiap perusahaan mempunyai karakter tersendiri. Penting bagi seorang AE mengumpulkan segala macam informasi mengenai perusahaan, termasuk disini pengalaman dan penjelasan dari tangan pertama mengenai produk-produk barang atau jasa yang hendak diiklankan.

c. Distribusi

Seorang AE juga harus mengetahui bagaimana proses penyaluran produk atau jasa klien agar sampai tepat pada target konsumennya.

Bagaimana produk tersebut menjangkau konsumen? Apa saja saluran distribusinya, pedagang kulakan, eceran, makelar, biro, atau penjualan secara langsung?

d. Nama atau Merek

Apakah merek produk sudah ditetapkan oleh produsen, dan apakah nama itu sudah cukup baik? Atau, apakah biro iklan yang mesti merumuskannya, misalnya dengan meriset sejumlah nama? Departemen pengembangan produk baru diperusahaan klien, biasanya menggunakan nama dan kemasan produk pada saat lahirnya prosuk sementara (belum final), sedangkan biro-biro iklan layanan penuh harus mengiklankan suatu produk yang sudah siap. Konsep merek terbaik untuk sebuah produk yang belum fnal dan yang sudah final, bisa jadi berbeda. Karena itu idealnya, biro iklan dapat dilibatkan sedini mungkin, termasuk pada tahapan penentuan nama produk atau merek.

e. Harga

Apakah harga sudah ditetapkan oleh klien, ataukah masih perlu diriset lagi untuk mendapatkan harga jual yang terbaik? Bagaimana kebijakan harga yang dianut perusahaan klien? Apakah sifatnya harga psikologis, harga pasar yang tetap, harga yang dapat ditawar pembeli, ataukah harga yang bersaing (bisa berubah sesuai dengan kondisi persaingan) ataukah produk ini dipatok dengan harga yang sesuai?

f. Kemasan

Apakah sudah dibuat atau dirancang terlebih dahulu? Apakah perlu riset khusus untuk menunjangnya? Hal ini bisa berkenaan dengan bentuk produk itu sendiri, bentuk wadah termasuk jenis atau bahannya, pemberian labelnya, serta bentuk wadah luarnya (misalnya kemasan karton yang mengemas sekian botol produk).

g. Persaingan

Apakah produk ini unik, atau sebaliknya harus bersaing dengan sekelompok produk yang sudah ada? Atau jika harganya mahal, para pangsa pasar mana saja ia harus bersaing? Bagaimana cara membujuk konsumen agar melepas konsumsinya yang lain untuk membeli produk yang diiklankan? (misalnya bagaimana membujuk seorang konsumen mengorbankan liburannya demi membeli kaca lapis untuk mengamankan rumah atau kendarannya).

h. Aspek-aspek Pemasaran

Daftar pertanyaan diatas terkesan terlalu ruwet dan mendetail. Ada pertanyaan yang kurang lazim untuk diajukan. Namum, semua pertanyaan tetap harus terjawab demi terciptanya kampanye iklan yang setepat dan seefektif mungkin. Lagipula, dizaman pamasaran modern yang kompetitif ini, pihak perusahaan klien biasanya telah siap dengan suatu strategi pemasaran, termasuk mengerjakan semua riset yang diperlukan, dan menunjuk sebuah biro iklan untuk menjalankan urusan-urusan kampanye iklan yang diperlukannya sebagai bagian penting dari strategi tersebut. Sangat sering masalah pemasaran menjadi tanggungan biro iklan, karena pihak klien ternyata tidak memiliki konsep pemasaran yang jelas. Karena itulah, muncul biro-biro iklan yang khusus menyediakan jasa-jasa pengembangan produk yang memulai keseluruhan prosesnya dari awal. Biro iklan itu melangkah lebih jauh daripada sekedar merumuskan kampanye periklanan. Ada baiknya jika biro iklan dilibatkan sedini mungkin sehingga ia dapat membimbing klien dalam tiap tahap strategi pemasaran, dimulai dengan pengembangan produk yang mungkin baru berupa prototype.

2. Kewajiban Lapor Account Executives

Seorang AE harus mengumpulkan informasi apa yang dibutuhkan oleh klien. Setelah pengumpulan informasi selesai, paling tidak untuk sementara, AE kembali ke biro iklan dan melapor pada salah seorang atasannya, baik itu managing director atau yang bertanggung jawab atas sekelompok proyek atau rekening iklan dan beberapa orang AE. Direktur perlu tahu perkembangan kerja, layanan apa yang harus dipakai dan kemungkinan lain seperti penambahan staff atau perubahan keuangan dengan adanya account baru atau pembaharuan bisnis.

Selain soal bisnis, ada beberapa pertimbangan untuk menerima seorang klien. Apakah klien itu pantas? Mungkin saja klien tersebut merupakan anggota pemerintah asing yang tidak disukai rakyatnya, yang karena suatu tujuan bermaksud menyewa sebuah biro jasa iklan atau humas untuk memperbaiki citranya. Apakah biro iklan boleh untuk mengurus klien yang memiliki masalah? Terlepas dari pertimbangan pribadi, apakah ada resiko menerima klien-klien seperti itu bagi reputasi biro? Seorang AE, yang bersemangat menerima bisnis baru itu, bisa jadi lalai sehingga tidak melihat kemungkinan konflik itu sejauh pandangan pemimpin biro. Hal-hal seperti itu harus dapat diselesaikan. Misal, sumber konflik hanya terletak pada kekhawatiran klien mengenai jaminan kerahasiaan produk, sedangkan yang lain tidak ingin perhatian untuk produknya berkurang. Jika keduanya sama-sama bersiteguh untuk memakai biro tersebut, maka kemungkinan konflik itu bisa di tepis.

3. Laporan Kepada Kepala Departemen

Apabila AE tadi dipersilahkan menerima account tadi, maka selanjutnya ia harus menyiapkan semacam proposal presentasi kepada klien. Ia harus melaporkannya secara terinci kepada kepala-kepala departemen di lingkungan biro iklannya yang mengatur perencanaan umum. Biro-biro iklan memang memiliki bermacam-macam struktur, tapi kita andaikan saja bahwa tim pelaksana dalam biro iklan tersebut terdiri dari seorang manajer pemasaran biro, art director, copy chief, dan perencana media. Manajemen produksi biasanya tidak ikut dalam tahap ini. Seandainya biro tersebut memiliki seorang manajer humas atau mempunyai anak perusahaan yang khusus menangani bidang humas, maka wakilnya biasanya disertakan. Masing-masing akan mempelajari laporan AE dan akan berdiskusi.

4. Pertemuan Perencanaan Umum Pertama

Dipimpin oleh AE, kepala-kepala departemen tersebut segera menyelenggarakan pertemuan perencanaan umum yang pertama. Biasanya terjadi diskusi mendetail, dimana semua peserta secara terbuka mengungkapkan pandangan-pandangan dan gagasannya. Beberapa diantara peserta rapat mungin sangat menyukai produk tersebut dan sangat antusias mengiklankannya. Sedangkan yang lain tidak. Sebagian peserta mungkin serta merta melihat satu cara mengiklankan , dan yang lain melemparkan gagasan-gagasan yang berbeda.

Begitu kesamaan pandangan tercapai, AE menyatakan diskusi selesai, dan masing-masing peserta pun bubar guna menyiapkan suatu rancangan untuk disajikan didalam pertemuan selanjutnya. Manager pemasaran mungkin menimbang-nimbang riset apa saja yang diperlukan, copy chief dan art director membuat cetak dasar serta gambar-gambar untuk presentasi, sedangkan perencana media akan memilih media dan menyiapkan pedjadwalan media. Mungkin perlu dipikirkan iklan lewat televisi dan radio. Biro iklan yang bersangkutan mungkin memerkerjakan satu atau beberapa orang tenaga spesialis atau seorang produser acara televisi yang bisa menyiapkan scenario serta stotyboard kasar.

5. Pertemuan Perencanaan Umum Kedua

Dalam pertemuan ini, kepala-kepala departemen yang sementara telah berkonsultasi satu sama lain, sebuah tema atau cetak dasar lalu dibuat, dan dikonsep serta besarnya visualisasi segera disiapkan bersama dengan sebuah jadwal media. Jika televisi yang akan dipakai sebagai media iklan, maka akan dibuat pula storyboard mirip kartun yang memperlihatkan adegan-adegan tayangan untuk siaran iklan yang hendak diajukan kepada klien. Dalam pengajuan copy, sebagian rancangan mungkin harus dibuang dan hanya satu yang diambil.

Jika memang hubungan kerja sudah terjalin, maka manajer periklanan dan manajer produk dari pihak klien bisa saja diundang ke pertemuan. Ini adalah pertemuan kedua, namun merupakan tahap permulaan dalam proses perencanaan kampanye iklan. Mungkin ada gunanya manajer periklanan dari perusahaan klien diajak rapat dan dimintai pendapatnya tentang rencana kampanye yang tengah disusun. Biro iklan tersebut bisa jadi menerapkan pendekatan yang tak dapat diterima pihak klien, atau pendekatan tersebut masih baru sehingga mesti diuji coba dulu agar disetujui oleh manajer periklanan perusahaan klien sebelum acara presentasi yang lebih lengkap, dan tentu saja mahal, diselenggarakan untuk kalangan eksekutif puncak dan para manajer perusahaan klien.

6. Persiapan Kampanye Iklan

a. Persiapan Presentasi

Aspek-aspek visual akan sangat berguna untuk lebih memperindah dan menguatkan kesan professional, sekaligus untuk mendukung pemaparan unsur-unsur kampanye yang diusulkan. Semua unsur kampanye perlu disiapkan, sekalipun bentuknya belum sepenuhnya final, karena mungkin saja nanti pihak klien merasa perlu mengadakan perubahan atau penambahan disana-sini. Bentuk huruf yang dipakai bisa lurus atau pola ‘Yunani’, asalkan indah dan menarik. Jadwal media juga harus disiapkan dalam acara presentasi nanti, termasuk rencana pemesanan sementara atas ruang iklan (Koran, majalah) atau waktu siaran niaga (televisi, radio) serta bentuknya (apakah berwarna, berupa sisipan saja atau suplemen khusus, dan sebagainya) yang jika disetujui oleh pihak klien, akan dapat direalisir dalam dua atau tiga bulan selanjutnya.

b. Presentasi Kepada Klien

Ini merupakan “hari besar” dimana biro iklan harus “menjual” rencana kampanye iklan kepada pihak klien. Dalam pelaksanaan presentasi ini, AE harus cekatan dalam menjelaskan segala segi cetak dasar yang diajukan biro iklannya, termasuk unsur-unsur artistic, pilihan media dan saat pemuatan/penayangan iklan, ukuran, serta posisi (jam, untuk radio dan televisi) yang direkomendasikannya. Klien harus diyakinkan bahwa rencana yang tengah diajukan itu akan dapat mencapai hasil-hasil yang diinginkan, atau sekurang-kurangnya akan dapat memberikan kontribusi yang berharga bagi tercapainya target penjualan, yang tentu saja dipengaruhi oleh faktor-faktor lain (diluar kampanye iklan) seperti kualitas produk itu sendiri, adanya hubungan masyarakat yang baik, ketepatan harga, daya tarik kemasan, citra merek, adanya jaringan distribusi yang bersifat mendukung, adanya titk-titik atau tempat-tempat penjualan yang memadai dan mungkin pula adanya promosi penjualan yang baik dan mendukung.

Masalah yang sering kali muncul dalam acara presentasi rencana kampanye iklan kepada klien itu adalah persetujuan atau penerimaannya acap kali harus dicapai melalui konsensus antara sejumlah pejabat teras perusahaan klien, seperti direktur pemasaran, manajer periklanan, pejabat humas, direktur keuangan dan sebagainya yang acap kali memiliki selera dan pendapat yang berlainan mengenai hal yang sama. Sering pula sebagian pejabat perusahaan klien itu merasa perlu untuk ikut menyumbang berbagai gagasan yang sudah pernah muncul dan ditolak dalam rapat awal penyusunan rencana kampnye diantara pejabat-pejabat biro iklan. Dalam presentasi ini, pihak biro iklan dituntut untuk sabar, apalagi jika nilai moneter atau kampanye iklan itu sangat besar. Perdebatan bisa berlangsung sehari penuh. Perusahaan biasanya mengiklankan lebih dari satu jenis produk, atau menggunakan lebih dari satu macam media. Jelas, bahwa semakin banyak produk atau media yang terlibat, akan semakin kompleks iklannya nanti.

c. Pelaksanaan Perencanaan

Begitu pihak klien memberikan persetujuannya (biasanya ditandai atau disusul dengan penanda tanganan sebuah kontrak), maka petugas kreatif dan petugas urusan media dari biro iklan dapat segera bekerja. Kampanye ini kemungkinn besar bukan satu-satunya proyek yang dikerjakan oleh biro iklan tersebut. Sebuah biro iklan apalagi yang besar, biasanya mengerjakan lebih dari satu kampanye iklan secara serentak. Karena itu, ketelitian dan kecakapan pembagian sumber daya biro kesetiap kampanye iklan sangatlah penting agar semua iklan dapat dibuat, diserahkan dan dipancarluaskan tepat pada waktunya. Disinilah peranan manajer produksi sebagai pengontrol lalu lintas kerja biro secara keseluruhan terasa sangat penting. Ia harus dapat menyiapkan sebuah jadwal waktu yang menunjukkan pelaksanaan setiap tahapan kerja dari masing-masing account, yakni mulai dari penulisan pesan atau pernyataan iklan, produksi serta penyelesaian tata letak, artwork, typesetting, penyerahan kepada klien untuk disetujui, pelaksanaan perbaikan dan setiap penambahan yang dirasa perlu, sampai dengan pembuatan naskah final yang nantinya akan diserahkan ke media untuk dimuat atau disiarkan. Manajer produksi harus melakukan pemeriksaan atas semua pekerjaan setiap hari untuk memastikan segala sesuatunya beres. Jika iklannya akan disiarkan lewat televisi, maka ia harus rajin-rajin menghubungi sutradara dan pekerja film lainnya.

7. Tugas AE Sebagai Penghubung

AE akan bekerja sama secara erat dengan semua unit atau kepala departemen dalam bironya, sekaligus dengan pejabat-pejabat diperusahaan klien, khususnya manajer periklanannya. Ini harus terus dilakukannya selama proses penyiapan dan pembuatan materi-materi kampanye. Dengan demikian, Ia bertindak sebagai penghubung antara biro iklan dengan perusahaan klien setiap terselesaikannya suatu tahapan, seperti pembuatan naskah iklan, ia harus membawanya ke pihak klien untuk mendapatkan persetujuan. Pihak klien tentunya juga dibertitahu mengenai jadwal kerja yang telah disusun. Namun, ada kalanya pihak klien merasa perlu memberi tambahan ini-itu sehingga ada kemungkinan mengacaukan jadwal. AE harus pandai-pandai mengatasi masalah ini, karena pihak klien sebenarnya acapkali tidak tahu apa yang diinginkannya. Ia mengajukan gagasan sekedar untuk menguranginya. Biasanya, klien baru manggut-manggut puas bila hasilnya sudah final. Perubahan tidak hanya akan mengulurkan waktu, namun juga membengkakkan biaya. Karena itu, AE sangat dituntut memiliki keterampilan berdiplomasi agar masalah dapat ditangani dengan baik dan cepat. Karena hal yang paling sering dikeluhkan klien adalah jumlah biaya, padahal pembengkakkan biaya diakibatkan oleh ulah klien itu sendiri yang suka menuntut perubahan ini-itu.

8. Persetujuan Iklan Oleh Media

Jika semua yang berkenaan dengan materi iklan sudah diselesaikan dan disetujui, maka selanjutnya iklan akan diajukan ke media. Ini bukan hal yang mudah, karena pihak media tidak serta merta menerimanya. Tidak jarang terjadi manajer periklanan dari perusahaan penerbit Koran/majalah atau petugas sensor di perusahaan televisi/radio merasa khawatir bahwa materi kampanye yang diajukan biro iklan melanggar ketentuan tertentu atau menyimpang dari kode etik siaran radio atau televisi. Jika begitu, mau tidak mau penyesuaian harus dinegosiasikan. Meskipun merepotkan, masalah ini seringkali ada hikmahnya. Ini tidak berarti pihak klien atau biro iklan tidak mempedulikan kelayakan pesan iklannya. Bisa saja biro iklan luput dari perhatian aspek etika karena bersemangat menciptakan iklan yang menarik. Sebuah iklan memang harus lulus sensor resmi maupun tidak resmi.

9. Masa Kampanye Iklan dan Sesudahnya

a. Pemunculan Iklan

AE dari biro iklan dan manajer periklanan dan perusahaan klien sama-sama akan mempelajari pemunculan secara aktual dari iklan tersebut. Apakah penampilanya sudah cukup baik? Apakah pemunculannya sudah pada waktu dan posisi yang tepat? Berapa rating pemirsa (TV) untuk acara-acara dimana iklan tersebut ditampilkan? Masalah-masalah baru bisa saja timbul dalam tahap ini. Penyisipannya mungkin saja keliru, mutu cetaknya mungkin kurang baik, atau bisa jadi iklan tersebut sama sekali tidak muncul karena pemogokan awak televisi! Kampanye harus terus dipantau guna memastikan bahwa penjadwalan media telah selesai sepenuhnya. Jika tidak, setiap penyimpangan dari rencana bisa jadi berbahaya. Misalnya jika produk yang diklankan itu adalah produk yang baru di toko-toko yang keberhasilannya sangat bergantung pada serempaknya kumunculan iklan. Iklan bisa mubazir seumpama ada hal yang keliru.

b. Riset Daya Ingat

Kesempatan memperbaiki kampanye iklan selalu ada dan untuk itu bisa dilakukan riset daya ingat untuk menguji apakah orang-orang dapat menyimak, mengolah, dan boleh jadi menanggapi iklan tersebut. Riset ini bisa diserahkan pada sebuah studi pelacakan TABS. Bila riset itu telah terselenggara, maka agen pemeriksa riset akan mencatat pengaruh iklan tersebut terhadap pergeseran stok dan juga dampaknya terhadap pangsa pasar dan posisi produk tersebut di antara produk-produk sejenis.

c. Pembayaran

Karena kampanye iklan menyita waktu sampai berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, maka berbagai macam pembelian yang dilakukan biro iklan sudah harus dilunasi. Biasanya perusahaan klien harus membayar dimuka. Media selalu menghendaki pembayaran secepat mungkin, dan biro iklan harus menagih ke klien dengan segera. Satu hal yang harus dicatat, bahwa salah satu syarat biro iklan diakui adalah kelayakan kreditnya. Ini hanya bisa terjaga jika biro iklan tersebut cukup tegas dalam menagih pembayaran yang memang sudah selayaknya diterima dari para kliennya. Sebuah biro iklan juga harus memastikan bahwa cash flow tetap lancar dengan pembayaran yang segera dari para kliennya.. kredit yang lama menunggak tidak boleh dibiarkan. Dalam hal ini AE bertindak seolah-olah sebagai manajer kredit, tentu saja sepanjang masih ada rekening yang ditunda klien. Manajer periklanan dari perusahaan klien juga wajib mengetahui dan memeriksa rekening-rekening dari biro iklan yang disewanya.

d. Penilaian terhadap Hasil-hasil Iklan

Inti dari penilaian hasil iklan adalah apakah sasaran-sasaran kampanye telah tercapai? Hasil-hasil kampanye iklan tidak selalu mudah dinilai, apalagi bila strategi pemasaran yang telah dijalankan memberi sekian banyak pengaruh, sekaligus terhadap angka penjualan. Namun, keberhasilan iklan produk biasanya mudah dipantau. Terkadang hasilnya begitu menakjubkan, kita bisa lihat betapa dahsyat tanggapan konsumen terhadap iklan yang muncul di televisi. Dan bisa dinilai secara cepet ditoko. Ada iklan yang hasilnya bisa diukur berdasarkan tanggapan konsumen terhadap apa yang ditawarkan, seperti potongan harga di Koran. Para petugas pemasaran langsung dapat menghitung dengan mudah berapa jumlah tanggapan atau pesanan baru yang diterima.

e. Hubungan Biro Iklan-Klien

Dari pembahasan tentang konsep dan lahirnya sebuah kampanye iklan diatas telah jelas bagi kita betapa perlunya hubungan kerja yang baik antara biro iklan dengan perusahaan kliennya agar kedua belah pihak biasa bekerja sama secara harmonis dan sama-sama mendapat keuntungan. Namun ini tidaklah mudah. Tekanan yang muncul bisa amat banyak. Orang-orang dibagian kreatif dan eksekutif dari kedua belah pihak bisa mudah naik arah karena tekanan pekerjaan. Hubungan yang baik akan menghasilkan iklan yang baik pula, dan ini menuntut adanya seorang manajer periklanan yang cakap di perusahaan klien dan AE yang cakap pula dipihak biro iklan, dan mereka harus kerja secara berpasangan. Kalau tidak, hubungan kerja akan hambar bahkan runyam. Sehingga klien akan mencari biro iklan yang baru. Untuk mencegah hal ini, diperlukan usaha yang sabar selama berbulan-bulan lamanya bagi para staff biro iklan untuk memahami klien dan permasalahannya, dan bagi klien perlu menyadari bahwa akan mubazir sekali bila ia selalu sering berganti biro iklan.


BAB III

PENUTUP

C. Kesimpulan

Susunan maupun besarnya organisasi biro iklan sangat bervariasi dan demikian pula dengan cara kerjanya. Namun demikian, langkah kerja dan control yang digunakan oleh kebanyakan biro iklan biasanya sama. Hampir semua biro akan mempunyai beberapa account executive yang khusus bertugas sebagai penghubung antara klien dan biro, serta manajer produksi yang bertindak sebagai pengawas lalu lintas kerja dan sekaligus berfungsi sebagai pemantau perkembangan yang mengamati agar tiap tahapan proyek atau kampanye iklan selesai pada waktunya, sehingga iklan bisa diserahkan ke media sesuai deadline atau tanggal copynya.

Segenap prosedur perencanaan kampanye iklan yang ada, adalah mulai dari briefing awal sampai persiapan kampanye iklan yang meliputi presentasi kepada klien dan meninjau persetujuan pihak media sebagai wadah untuk beriklan dan dengan tahap penilaian akhir atas hasil-hasil kampanye iklan yang telah dilancarkan, serta tetap menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan para klien yang telah menggunakan jasa biro iklan.

Comments

Popular posts from this blog

TEORI KOMUNIKASI MODEL SHANNON DAN WEAVER

PEMBIDANGAN HUKUM BESERTA CONTOHNYA

Contoh Makalah Disorganisasi Keluarga (Perceraian)