Definisi dan Pengertian Komunikasi yang Efektif
Komunikasi efektif yaitu
komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang
lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi.
Tujuan Komunikasi Efektif
Tujuan dari Komunikasi Efektif
sebenarnya adalah memberikan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan
antara komunikator dan komunikan sehingga bahasa yang digunakan oleh komunikator
lebih jelas dan lengkap, serta dapat dimengerti dan dapat dipahami dengan baik
oleh komunikan. Tujuan lain dari Komunikasi Efektif adalah agar pengiriman
informasi dan umpan balik (feed back) dapat seinbang sehingga tidak terjadi
monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa
nonverbal secara baik.
Menurut Mc. Crosky Larson dan
Knapp mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan
mengutamakan ketepatan (accuracy) yang sesuai antara komunikator dan komunikan
dalam setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila
komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap dan
bahasa.
Komunikasi dapat dikatakan efektif
apabila komunikasi yang dilakukan sanggup :
- Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya.
- Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan direspon dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim.
- Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk merespon pesan yang dikirim.
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita perlu memahami unsur-unsur komunikasi, antara lain:
- Komunikator - Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan dengan menggunakan media tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh dalam komunikasi, karena merupakan awal (sumber) terjadinya suatu komunikasi.
- Komunikan - Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator, kemudian memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.
- Media - Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain sebagainya
- Pesan - Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh Komunikator kepada Komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat berpengaruh terhadap kesinambungan komunikasi
- Tanggapan - Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan pesan. Diimplentasikan dalam bentuk umpan balik (feed back) atau tindakan sesuai dengan pesan yang diterima.
Jenis-jenis komunikasi
Komunikasi merupakan proses
kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan
dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Menurut Potter dan Perry (1993),
Swansburg (1990), Szilagyi (1984), dan Tappen (1995) ada tiga jenis komunikasi
yaitu verbal, tertulisa dan non-verbal yang dimanifestasikan secara terapeutik.
1. KOMUNIKASI VERBAL
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dan biasanya lebih akurat dan tepat
waktu. Kata-kata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide
atau perasaan, membangkitkan respon emosional, atau menguraikan obyek,
observasi dan ingatan. Sering juga untuk menyampaikan arti yang tersembunyi,
dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka
yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung.
Komunikasi Verbal yang efektif
harus:
a. Jelas dan ringkas
Komunikasi yang efektif harus sederhana,
pendek dan langsung. Makin sedikit kata-kata yang digunakan makin kecil
kemungkinan terjadinya kerancuan. Kejelasan dapat dicapai dengan berbicara
secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas. Penggunaan contoh bisa membuat
penjelasan lebih mudah untuk dipahami. Ulang bagian yang penting dari pesan
yang disampaikan. Penerimaan pesan perlu mengetahui apa, mengapa, bagaimana,
kapan, siapa dan dimana. Ringkas, dengan menggunakan kata-kata yang
mengekspresikan ide secara sederhana. Contoh: “Katakan pada saya dimana rasa
nyeri anda” lebih baik daripada “saya ingin anda menguraikan kepada saya bagian
yang anda rasakan tidak enak.”
b. Perbendaharaan Kata
Komunikasi tidak akan berhasil,
jika pengirim pesan tidak mampu
menerjemahkan kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan dalam
keperawatan dan kedokteran, dan jika ini digunakan oleh perawat, klien dapat
menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari informasi
penting. Ucapkan pesan dengan istilah yang dimengerti klien. Daripada
mengatakan “Duduk, sementara saya akan mengauskultasi paru-paru anda” akan
lebih baik jika dikatakan “Duduklah sementara saya mendengarkan paru-paru
Anda”.
c. Arti denotatif dan konotatif
Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang
digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang
terdapat dalam suatu kata. Kata serius dipahami klien sebagai suatu kondisi
mendekati kematian, tetapi perawat akan menggunakan kata kritis untuk
menjelaskan keadaan yang mendekati kematian. Ketika berkomunikasi dengan klien,
perawat harus hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalah
tafsirkan, terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan terapi, terapi dan
kondisi klien.
d. Selaan dan kesempatan berbicara
Kecepatan dan tempo bicara
yang tepat turut menentukan keberhasilan
komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada pokok
pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat sedang menyembunyikan
sesuatu terhadap klien. Perawat sebaiknya tidak berbicara dengan cepat sehingga
kata-kata tidak jelas. Selaan perlu digunakan untuk menekankan pada hal
tertentu, memberi waktu kepada pendengar untuk mendengarkan dan memahami arti
kata. Selaan yang tepat dapat dilakukan denganmemikirkan apa yang akan
dikatakan sebelum mengucapkannya, menyimak isyarat nonverbal dari pendengar
yang mungkin menunjukkan. Perawat juga bisa menanyakan kepada pendengar apakah
ia berbicara terlalu lambat atau terlalu cepat dan perlu untuk diulang.
e. Waktu dan relevansi
Waktu yang tepat sangat
penting untuk menangkap pesan. Bila
klien sedang menangis kesakitan, tidak waktunya untuk menjelaskan resiko
operasi. Kendatipun pesan diucapkan secara jelas dan singkat, tetapi waktu
tidak tepat dapat menghalangi penerimaan pesan secara akurat. Oleh karena itu,
perawat harus peka terhadap ketepatan waktu untuk berkomunikasi. Begitu pula
komunikasi verbal akan lebih bermakna jika pesan yang disampaikan berkaitan
dengan minat.
f. Humor
Dugan (1989) mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi ketegangan dan
rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan keberhasilan perawat
dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien. Sullivan dan Deane (1988)
melaporkan bahwa humor merangsang produksi catecholamines dan hormon yang
menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit,
mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi pernapasan dan menggunakan humor
untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidak mampuannya untuk
berkomunikasi dengan klien.
2.KOMUNIKASI NON-VERBAL
Komunikasi non-verbal adalah
pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata. Merupakan cara yang paling
meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain.
Komunikasi non-verbal teramati
pada:
a.Metakomunikasi
Komunikasi tidak hanya tergantung
pada pesan tetapi juga pada hubungan antara pembicara dengan lawan bicaranya.
Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat
hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan
sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar. Contoh: tersenyum ketika sedang
marah.
b.Penampilan Personal
Penampilan seseorang
merupakan salah satu hal pertama yang
diperhatikan selama komunikasi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam 20
detik sampai 4 menit pertama. Delapan puluh empat persen dari kesan terhadap
seseOrang berdasarkan penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry,
1993). Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias menunjukkan kepribadian,
status sosial, pekrjaan, agama, budaya dan konsep diri. Perawat yang
memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan citra diri dan profesional
yang positif. Penampilan fisik perawat mempengaruhi persepsi klien terhadap
pelayanan/asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap klien mempunyai citra
bagaimana seharusnya penampilan seorang perawat. Walaupun penampilan tidak
sepenuhnya mencerminkan kemampuan perawat, tetapi mungkin akan lebih sulit bagi
perawat untuk membina rasa percaya terhadap klien jika perawat tidak memenuhi
citra klien.
c.Intonasi (Nada Suara)
Nada suara pembicara
mempunyai dampak yang besar terhadap
arti pesan yang dikirimkan, karena emosi seseorang dapat secara langsung
mempengaruhi nada suaranya. Perawat harus menyadari emosinya ketika sedang
berinteraksi dengan klien, karena maksud untuk menyamakan rsa tertarik yang
tulus terhadap klien dapat terhalangi oleh nada suara perawat.
d.Ekspresi wajah
Hasil suatu penelitian
menunjukkan enam keadaan emosi utama
yang tampak melalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan
sedih. Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan
pendapat interpesonal. Kontak mata sangat penting dalam komunikasi
interpersonal. Orang yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan
diekspresikan sebagai orang yang dapat dipercaya, dan memungkinkan untuk
menjadi pengamat yang baik. Perawat sebaiknya tidak memandang ke bawah ketika
sedang berbicara dengan klien, oleh karena itu ketika berbicara sebaiknya duduk
sehingga perawat tidak tampak dominan jika kontak mata dengan klien dilakukan
dalam keadaan sejajar.
e.Sikap tubuh dan langkah
Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emos, konsep diri dan
keadaan fisik. Perawat dapat mengumpilkan informasi yang bermanfaat dengan
mengamati sikap tubuh dan langkah klien. Langkah dapat dipengaruhi oleh faktor
fisik seperti rasa sakit, obat, atau fraktur.
f.Sentuhan
Kasih sayang, dudkungan emosional, dan perhatian disampaikan melalui
sentuhan. Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat-klien,
namun harus mnemperhatikan norma sosial. Ketika membrikan asuhan keperawatan,
perawat menyentuh klien, seperti ketika memandikan, melakukan pemeriksaan
fisik, atau membantu memakaikan pakaian. Perlu disadari bahwa keadaan sakit
membuat klien tergantung kepada perawat untuk melakukan kontak interpersonal
sehingga sulit untuk menghindarkan sentuhan. Bradley & Edinburg (1982) dan
Wilson & Kneisl (1992) menyatakan bahwa walaupun sentuhan banyak bermanfaat
ketika membantu klien, tetapi perlu diperhatikan apakah penggunaan sentuhan
dapat dimengerti dan diterima oleh klien, sehingga harus dilakukan dengan
kepekaan dan hati-hati. Komunikasi terapeutik sebagai tanggung jawab perawat,
yakni perawat harus memiliki tanggung jawab moral yang tinggi yang didasari atas
sikap peduli dan penuh kasih sayang, serta perasaan ingin membantu orang lain
untuk tumbuh dan berkembang. Addalati (1983), Bucaille (1979) dan Amsyari
(1995) menambahkan bahwa sebagai seorang beragama, perawat tidak dapat bersikap
tidak perduli terhadap ornag lain adalah seseorang pendosa yang mementingkan
dirinya sendiri.
Selanjutnya Pasquali & Arnold
(1989) dan Watson (1979) menyatakan bahwa “human care” terdiri dari upaya untuk
melindungi, meningkatkan, dan menjaga/mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu
orang lain mencari arti dalam sakit, penderitaan, dan keberadaanya: membantu
orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri, “Sesungguhnya
setiap orang diajarkan oleh Allah untuk menolong sesama yang memrlukan
bantuan”. Perilaku menolong sesama ini perlu dilatih dan dibiasakan, sehingga
akhirnya menjadi bagian dari kepribadian.
3.TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Tiap klien tidak sama oleh karena
itu diperlukan penerapan tehnik berkomunikasi yang berbeda pula. Tehnik
komunikasi berikut ini, treutama penggunaan referensi dari Shives (1994),
Stuart & Sundeen (1950) dan Wilson & Kneisl (1920), yaitu:
1. Mendengarkan dengan penuh
perhatian
Berusaha mendengarkan klien menyampaikan pesan non-verbal bahwa perawat
perhatian terhadap kebutuhan dan masalah klien. Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan upaya untuk
mengerti seluruh pesan verbal dan non-verbal yang sedang dikomunikasikan.
Ketrampilan mendengarkan sepenuh perhatian adalah dengan:
a)Pandang klien ketika sedang
bicara
b)Pertahankan kontak mata yang
memancarkan keinginan untuk mendengarkan.
c)Sikap tubuh yang menunjukkan
perhatian dengan tidak menyilangkan kaki atau tangan.
d)Hindarkan gerakan yang tidak
perlu.
e)Anggukan kepala jika klien
membicarakan hal penting atau memerlukan umpan balik.
f)Condongkan tubuh ke arah lawan
bicara.
Fungsi komunikasi
- Membangun Konsep Diri
(Establishing Self-Concept)
- Eksistensi Diri (Self Existence)
- Kelangsungan Hidup (Live
Continuity)
- Memperoleh Kebahagiaan
(Obtaining Happiness)
- Terhindar dari Tekanan dan
Ketegangan (Free from Pressure and Stress)
William I. Gorden, Communication :
Personal and Public,1978
- Fungsi informasi.
Untuk memberitahukan sesuau (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud agar komunikan dapat memahaminya. - Fungsi ekspresi.
Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia pahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan. - Fungsi kontrol.
Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan berupa perintah, peringatan, penilaian dan lain sebagainya. - Fungsi sosial.
Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan komunikan. - Fungsi ekonomi.
Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang dan jasa.
Banyak manfaat yang dapat peroleh
dengan berkomunikasi secara baik dan efektif, di antaranya adalah:
- Tersampaikannya gagasan atau pemikiran kepada orang lain dengan jelas sesuai dengan yang dimaksudkan.
- Adanya saling kesefamanan antara komunikator dan komunikan dalam suatu permasalahan, sehingga terhindar dari salah persepsi.
- Menjaga hubungan baik dan
silaturrahmi dalam suatu persahabatan, komunitas atau perkumpulan
Fungsi lainnya yaitu :
- Sebagai informasi
- Sebagai sosialisasi
- Sebagai motivasi
- Sebagai perdebatan dan diskusi
- Sebagai pendidikan atau ilmu
- Sebagai hiburan
- Memajukan kehidupan
- Sebagai integrasi
Definisi Dan Pengertian Komunikasi Yang Efektif >>>>> Download Now
ReplyDelete>>>>> Download Full
Definisi Dan Pengertian Komunikasi Yang Efektif >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Definisi Dan Pengertian Komunikasi Yang Efektif >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK fV