Ringkasan Materi Sosiologi


INTERAKSI SOSIAL

1. Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah suatu hubungan sosial yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia.

2. Proses Interaksi Sosial

Interaksi sosial terjadi karena faktor kebutuhan yang timbul dari dalam diri manusia mencakup kebutuhan dasar, kebutuhan sosial dan kebutuhan integratif, serta naluri untuk hidup berkelompok atau bersama orang lain.

3. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Ada 2 syarat terjadinya interaksi sosial:

a. Kontak sosial

· Berdasarkan cara komunikasi terbagi menjadi 2 :

Kontak langsung dan Tidak langsung.

· Sedangkan berdasarkan proses komunikasi dibedakan menjadi 2 :

Kontak Primer dan Kontak Sekunder

b. Komunikasi, yaitu tafsiran seseorang terhadap perilaku orang lain yang diwujudkan dengan pembicaraan, gerak gerik, sikap, maupun perasaan tertentu.

4. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

a. Kerjasama, yaitu bergabungnya sekelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama.

b. Akomodasi, yaitu usaha untuk menciptakan keseimbangan dalam interaksi antara individu maupun kelompok yang berkaitan dengan pelaksanaan nilai dan norma sosial dalam masyarakat. Atau usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan agar tercapai kestabilan kembali. Akomodasi sebenarnya suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.

c. Asimilasi, merupakan proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha untuk mengurangi perbedaan yang terdapat diantara individu atau kelompok dan usaha mempertinggi kesatuan tindak, sikap, serta proses mental untuk mencapai kepentingan dan tujuan bersama.

d. Akulturasi, proses penyatuan berbagai unsur kebudayaan asing yang diterima, diolah, tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan itu sendiri, sehingga menjadi suatu bentuk kebudayaan baru.

e. Persaingan, merupakan suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya persaingan antar individu maupun kelompok dalam mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka tanpa menggunakan ancaman dan kekerasan.

f. Kontravensi, suatu bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan pertikaian serta ditandai dengan adanya gejala ketidakpastian mengenai diri seseorang, keraguan terhadap kepribadian, dan perasaan tidak suka yang disembunyikan bahkan kebencian pada seseorang.

g. Pertentangan, adalah suatu proses sosial yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara menantang pihak lawan melalui ancaman atau kekerasan.

Bentuk interaksi a, b, c, d, adalah interaksi yang bersifat Asosiatif, sedangkan e, f, g, bersifat Disosiatif.

5. Faktor Pendorong Interaksi Sosial

a. Imitasi, yaitu proses peniruan tingkah laku orang lain untuk diterapkan pada seseorang yang meniru tingkah laku tersebut.

b. Sugesti, adalah suatu pendapat, saran, pandangan atau sikap yang diberikan pada seseorang dan diterima tanpa disertai daya kritik.

c. Identifikasi, merupakan suatu kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).

d. Simpati, adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting.

NILAI & NORMA SOSIAL

Nilai Sosial

Dapat diartikan sebagai sesuatu yang baik, yang didinginkan, dicita-citakan, dan dianggap penting oleh warga masyarakat dan dijadikan dasar dalam menentukan apa yang baik, bernilai atau berharga.

Jenis-jenis Nilai Sosial

1. Nilai Material: sesuatu yang berguna bagi kehidupan masyarakat.

2. Nilai Vital, segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat hidup dan melakukan kegiatan sehari-hari

3. Nilai Spiritual, Segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

Ciri-ciri Nilai Sosial:

1. Dipelajari melalui sosialisasi

2. Disebarkan dari satu individu ke individu yang lain

3. Merupakan hasil interaksi antar warga masyarakat

4. Mempengaruhi perkembangan diri seseorang

5. Pengaruh nilai tersebut berbeda pada setiap anggota masyarakat

6. Berbeda antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain

7. Bagian dari usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya

8. Cenderung berkaitan antara yang satu dengan yang lain dan membentuk kesatuan nilai.

Fungsi Nilai Sosial:

1. Sebagai pelindung

2. Penunjuk arah dan pemersatu

a) Memberikan alat untuk menetapkan harga sosial dari suatu kelompok

b) Mengarahkan dalam berpikir dan bertingkahlaku

c) Penentu terakhir manusia dalam memenuhi peranannya

d) Sebagai alat solidaritas dikalangan anggota kelompok

e) Sebagai pengontrol perilaku masyarakat.

3. Motivator

Norma Sosial

Merupakan ketentuan yang berisi perintah maupun larangan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama.

Jenis-jenis Norma Sosial:

1. Cara (usage), bentuk perbuatan yang menonjol dalam hubungan antar individu

2. Kebiasaan (folkways), merupakan perbuatan yang diulang dalam bentuk yang sama

3. Tata Kelakuan, merupakan sifat-sifat yang hidup dalam kelompok yang dilaksanakan sebagai pengawas bagi anggotanya.

4. Adat Istiadat, merupakan pola perilaku yang diakui sebagai hal yang baik dan dijadikan hukum tidak tertulis dengan sanksi yang berat.

Norma Pokok:

1. Norma Agama

2. Norma Kelaziman

3. Norma Kesusilaan

4. Norma Kesopanan

5. Norma Hukum

Fungsi Norma Sosial:

1. Sebagai faktor perilaku yang memungkinkan seseorang untuk menentukan lebih dulu bagaimana tindakannya akan dinilai oleh orang lain

2. Sebagai aturan yang mendorong seseorang atau kelompok untuk mencapai nilai-nilai social

3. Sebagai unsur pengendali dalam hidup bermasyarakat.

Peranan Nilai & Norma Dalam Proses Sosialisasi:

Memberi bekal pedoman kepada individu atau seseorang agar berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang ada dalam masyarakat.

SOSIALISASI

Pengertian sosialisasi:

a. Bruce J Cohen:

Sosialisasi adalah proses dimana manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakatnya, untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitas untuk berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok.

b. Peter L Berger

Sosialisasi adalah proses pada seorang anak yang sedang belajar menjadi anggota masyarakat

c. Soerjono Soekanto

Sosialisasi adalah suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat, dimana dia menjadi anggotanya.

Proses Sosialisasi:

Melalui empat tahap:

1. Persiapan: anak mulai belajar mengambil peranan orang di sekelilingnya.

2. Meniru: anak tidak hanya mengetahui pernan yang harus dia jalani, tetapi juga mengetahui peranan yang harus dilakukan orang lain.

3. Siap Bertindak: Anak dianggap mampu mengambil peranan yang dijalankan orang lain dalam masyarakat luas

4. Menerima Norma: Anak telah siap menjalankan peranan sebagai manusia seutuhnya.





Bentuk Sosialisasi:

Berdasarkan prosesnya,

1. Sosialisasi Primer: Sosialisasi tahap awal yang berlangsung di lingkungan keluarga.

2. Sosialisasi Sekunder: Sosialisasi tahap selanjutnya yang berlangsung diluar lingkungan keluarga.

Berdasarkan tempat berlangsungnya,

1. Sosialisasi Formal: berlangsung melalui lembaga-lembaga formal

2. Sosialisasi Informal: berlangsung melalui interaksi secara informal atau kekeluargaan, seperti teman, atau kelompok sosial lain.

Media (Agen) Sosialisasi:

1. Keluarga

2. Sekolah

3. Media Massa

4. Teman sepermainan

Tujuan sosialisasi:

1. Memberikan keterampilan yang dibutuhkan seseorang dalam kehidupan bermasyarakat

2. Menanamkan nilai-nilai pada seseorang dan kepercayaan pokok yang ada di masyarakat

3. Mengembangkan kememapuan seseorang untuk berkomunikasi dengan baik

4. Mengembangkan kemampuan seseorang mengendalikan dirinya sesuai dengan fungsinya sebagai bagian dari masyarakat.

PERILAKU MENYIMPANG & PENGENDALIAN SOSIAL

Pengertian Perilaku Menyimpang:

Adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial.

MenurutLemert, Penyimpangan dibedakan menjadi dua:

1. Penyimpangan primer; dilakukan oleh seseorang secara temporer, dan pelakunya masih dapat diterima secara sosial

2. Penyimpangan sekunder; penyimpangan yang dilakukan secara berulang-ulang bahkan menjadi kebiasaan dan ciri khas dari pelakunya.





Faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang:

1. Faktor Internal:

a. Intelegensi

b. Kondisi fisik

c. Kondisi psikis (kejiwaan)

d. Kepribadian

e. Usia

f. Jenis Kelamin

g. Kedudukan seseorang dalam keluarga

2. Faktor eksternal

a. Faktor sosial ekonomi

b. Kondisi politik

c. Faktor budaya

d. Kehidupan rumah tangga

e. Pendidikan di sekolah

f. Pergaulan

g. Media massa

Jenis Perilaku Menyimpang:

1. Tindak Kejahatan atau Kriminal: pembunuhan, perampokan, pencurian, penculikan, dll.

2. Penyimpangan seksual; Sodomi, transeksual, masokisme, homoseks, incest, dsb.

3. Pemakaian dan peredaran obat terlarang dan alkoholisme

4. Penyimpangan gaya hidup: arogansi (kesombongan), sikap eksentrik, dll.

5. Tawuranatau perkelahian antar pelajar.

Berdasarkan sifatnya, perilaku menyimpang dibagi menjadi penyimpangan Positif dan Negatif.

Berdasarkan jumlah pelakunya, dibagi menjadi penyimpangan Individu dan Kelompok.

PENGENDALIAN SOSIAL

Merupakan suatu sistem yang mendidik, bahkan memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan nilai dan norma-norma sosial agar kehidupan masyarakat tertib dan teratur.

Fungsi Pengendalian sosial adalah sebagai pencegah dan pereda ketegangan sosial yang diakibatkan penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang,

Sifat Pengendalian sosial:

1. Preventif: dilakukan sebagai pencegahan

2. Represif: dilakukan sebagai pereda/penyelesaian



Cara Pengendalian Sosial:

1. Persuasif: membujuk, menasehati, atau mengajak secara halus.

2. Koersif: dilakukan dengan kekerasan fisik atau ancaman.

Lembaga Pengendalian sosial:

1. Keluarga

2. Lembaga Penegak Hukum; pengadilan, kejaksaan, kepolisian..

3. Lembaga Pendidikan

4. Lembaga kemasyarakatan; RT, RW, dll

5. Lembaga Keagamaan

Peran Lembaga Pengendalian Sosial:

1. Menanamkan norma-norma pada masyarakat

2. Memberikan sanksi bagi pelaku penyimpangan.

Bentuk Pengendalian sosial:

1. Gosip

2. Teguran

3. Hukuman

4. Pendidikan

5. Agama

STRATIFIKASI SOSIAL

Merupakan Pembedaan masyarakat secara bertingkat ke dalam lapisan-lapisan tertentu.

Dasar Stratifikasi:

Adanya sesuatu yang dihargai dan dianggap penting oleh masyarakat tertentu, seperti kekuasaan, kehormatan, kekayaan, pengetahuan, dsb.

Bentuk-bentuk stratifikasi sosial:

1. Sistem Kasta

2. Sistem Kelas

Sifat Stratifikasi sosial:

1. Stratifikasi Terbuka

2. Stratifikasi Tertutup



Pembagian Stratifikasi sosial:

1. Berdasarkan kriteria Ekonomi, hal-hal yang menentukan:

a. Jenis aktifitas

b. Ekonomi

c. Jenis pendapatan

d. Tingkat Pendidikan

e. Tipe tempat tinggal

f. Jenis rekreasi

g. Jabatan dalam organisasi

2. Berdasarkan kriteria sosial, dilihat dari status/kedudukan seseorang dalam masyarakat.

Status dibedakan menjadi dua: Status Obyektif dan Status Subyektif

DIFERENSIASI SOSIAL

Merupakan pembedaan masyarakat ke dalam kelompok-kelompok secara horizontal.

Diferensiasi sosial meliputi:

a. Diferensiasi berdasarkan Ras

b. Diferensiasi berdasarkan Suku Bangsa

c. Diferensiasi berdasarkan Agama

d. Diferensiasi berdasarkan jenis kelamin

e. Diferensiasi berdasarkan Klan/Marga

f. Diferensiasi berdasarkan profesi

KONFLIK SOSIAL

Merupakan suatu proses dimana dua orang atau kelompok berusaha untuk saling menyingkirkan/melenyapkan dan atau membuat orang lain tidak berdaya.

Faktor Penyebab Konflik Sosial:

1. Perbedaan kepribadian

2. Perbedaan pendirian

3. Perbedaan kepentingan

4. Perubahan sosial

Bentuk-bentuk Konflik:

1. Konflik antar pribadi 4. Konflik Politik

2. Konflik antar kelas sosial

3. Konflik Rasial/antar suku/etnis 5. Konflik Internasional

Akibat Konflik:

1. Bertambah kuatnya rasa solidaritas antar anggota

2. Timbulnya keretakan kesatuan kelompok

3. Terjadi huru hara

4. Terjadi pergeseran/perubahan nilai budaya

5. Terganggunya ketertiban dalam masyarakat

Penyelesaian konflik:

Dikenal dengan istilah Akomodasi, yang meliputi:

1. Koersi: bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan dengan paksaan. Salah satu pihak berada dalam kondisi yang lebih lemah dibandingkan dengan pihak lawan. Koersi dapat bersifat fisik maupun psikis.

2. Kompromi: masing-masing pihak yang terlibat konflik saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian bersama.

3. Arbritase: Cara mencapai kompromi dengan meminta bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang kedudukannya lebih tinggi dari pihak yang bertikai.

4. Mediasi: Cara menyelesaikan konflik dengan meminta bantuan pihak ketiga yang bersikap netral dan bertindak sebagai penasihat tanpa memiliki wewenang untuk mengambil keputusan.

5. Konsiliasi: Usaha mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang bertikai untuk mencapai persetujuan bersama.

6. Toleransi: Bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan formal dalam wujud saling menghargai, menghormati, dan tidak saling curiga.

7. Stalemate: Masing-masing pihak yang terlibat konflik karena kekuatannya seimbang, terhenti pada suatu titik tertentu untuk tidak melakukan pertentangan

8. Ajudikasi: Bentuk penyelesaian konflik melalui pengadilan.

MOBILITAS SOSIAL

Merupakan perpindahan seseorang/kelompok dari satu lapisan sosial ke lapisan sosial lain.

Jenis Mobilitas:

1. Mobilitas Vertikal; pergerakan/perpindahan individu/kelompok dari satu lapisan ke lapisan lain yang tidak setingkat.

Dibedakan menjadi dua:

a. Mobilitas Sosial Naik (Sosial Climbing)

b. Mobilitas sosial Turun (Social Sinking)

2. Mobilitas Horizontal; perpindahan individu/kelompok dari satu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.

Faktor Pendorong Mobilitas:

1. Faktor Status Sosial

2. Faktor Ekonomi

3. Faktor Situasi Politik

4. Faktor Kependudukan

5. Keinginan untuk melihat daerah lain

Faktor Penghambat Mobilitas:

1. Perbedaan Ras dan Agama

2. Terjadinya diskriminasi kelas

3. Pengaruh sosialisasi yang kuat

4. Kemiskinan

5. Perbedaan jenis kelamin

Cara Mobilitas:

1. Perubahan Standar hidup

2. Perubahan tempat tinggal

3. Perubahan Tingkah laku

4. Perubahan nama

5. Perkawinan

6. Bergabung dengan organisasi tertentu

Saluran Mobilitas:

1. Organisasi pemerintahan

2. Angkatan Bersenjata

3. Lembaga Keagamaan

4. Organisasi Politik

5. Lembaga Pendidikan

6. Lembaga Ekonomi

7. Organisasi Keahlian, dsb.

KELOMPOK SOSIAL

Merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama.





Kriteria kelompok sosial:

1. Setiap anggota kelompok menyadari bahwa ia merupakan bagian dari keompok

2. Ada hubungan timbal balik antar anggota kelompok

3. Ada faktor yang dimiliki bersama yang menjadi pengikat atau pemersatu

4. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku

5. Bersistem dan berproses

Faktor yang mendasari terbentuknya kelompok sosial adalah kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang selalu ingin hidup bersama orang lain.

Proses terbentuknya kelompok

Kelompok terbentuk melalui berkumpulnya sejumlah orang yang berkerumun, selanjutnya berkelompok karena memiliki ikatan persamaan kepentingan, nasib, persepsi, tujuan, atau profesi. Dalam kelompok terjadi interkasi dan bersepakat mengenai norma-norma yang mereka buat sendiri.

Bentuk-bentuk kelompok:

1. Kelompok teratur, terdiri dari:

a. In Group dan Out Group

b. Primary Group dan Secondary Group

c. Gemeinschaft (Paguyuban) & Gesselschaft (patembayan)

2. Kelompok tidak teratur

a. Kerumunan (Crowd)

b. Publik

MASYARAKAT MULTIKULTURAL

Merupakan suatu kelompok masyarakat yang terdiri dari beraneka ragam kebudayaan.

Ciri-ciri Masyarakat Multikultural:

1. Terbagi-bagi dalam kelompok yang satu sama lain memiliki sub kebudayaan berbeda

2. Memiliki struktur sosial yang terbagi dalam beberapa lembaga non komplementer

3. Kurang mengembangkan kesepakatan terhadap nilai yang bersifat dasar

4. Relatif sering mengalami konflik Integrasi sosial

5. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok tertentu terhadap kelompok yang lain

Sebab terjadinya masyarakat multikultural:

1. Perbedaan struktur geologi 4. Sejarah

2. Posisi Silang/Strategis 5. Akumulasi Budaya

3. Bentuk wilayah yang terpecah-pecah

Permasalahan dalam masyarakat multikultural:

1. Konflik Antar Suku

2. Konflik Antar Agama

3. konflik Antar Golongan

4. Konflik Vertikal

5. Lunturnya Identitas budaya Indonesia

Perilaku dalam masyarakat multikultural:

Multikulturalisme dan perubahan kebudayaan erat kaitannya dengan sikap toleransi dan empati sosial. Toleransi dan empati mendorong terjadinya komunikasi dalam masyarakat. Toleransi akan mengurangi pertentangan dan empati akan menimbulkan sikap saling merasakan perasaan orang lain.

PERUBAHAN SOSIAL

Merupakan semua bentuk perubahan yang terjadi dalam masyarakat dalm bentuk struktur sosial, lembaga-lembaga sosial, sistem sosial, dan berbagai aktifitas sosial masyarakat.

Bentuk Perubahan Sosial:

Berdasarkan kecepatannya,

1. Evolusi

2. Revolusi

Berdasarkan prosesnya:

1. Perubahan yang bersifat Periodik

2. Perubahan yang bersifat non Periodik

Berdasarkan perencanaan:

1. Perubahan terencana

2. Perubahan tidak terrencana

Faktor Penyebab Perubahan Sosial:

1. Faktor internal:

a. Bertambah dan berkurangnya penduduk

b. Penemuan baru

c. Pertentangan dalam masyarakat

d. Terjadinya pemberontakan atau revolusi





2. Faktor Eksternal :

a. Bencana alam

b. Peperangan

c. Pengaruh kebudayaan lain

Faktor Pendorong perubahan sosial:

1. Kontak dengan kebudayaan lain

2. Sistem pendidikan formal yang maju

3. Sikap menghargai hasil karya orang lain

4. Sistem terbuka dalam lapisan masyarakat

5. Penduduk yang heterogen

6. Ketidakpuasan masyarakat pada bidang kehidupan tertentu

7. Orientasi ke masa depan

8. Toleransi terhadap hal yang menyimpang

Faktor penghambat perubahan sosial:

1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain

2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat

3. sikap masyarakat yang tradisional

4. adanya kepentingan yang tertanam dengan kuat

5. rasa takut terjadinya kegiyahan pada integrasi sosial

6. prasangka terhadap hal-hal yang baru dan asing

7. hambatan yang bersifat ideologis

8. adapt atau kebiasaan

Dampak Positif perubahan sosial :

1. Demokratisasi

2. Globalisasi

3. Modernisasi

Dampak Negatif:

1. Westernisasi

2. Sekularisme

3. Konsumerisme

4. Hedonisme



LEMBAGA SOSIAL

Menurut Soerjono Soekanto:

Adalah kumpulan norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat.

Ciri-ciri lembaga sosial menurut Gillin & Gillin:

1. Mempunyai tingkat kekelan tertentu

2. Mempunyai tujuan

3. Mempunyai perangkat untuk mencapai tujuan

4. Mempunayi lambing atau symbol

5. Mempunyai tradisi tertulis dan tidak tertulis

6. Berbentuk organisasi pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktifitas masyarakat.

Fungsi Lembaga Sosial:

1. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat bagaimana seharusnya bertingkah laku

2. Menjaga keutuhan masyarakat

3. Memberikan pedoman kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial

Lembaga sosial juga memiliki fungsi:

1. Manifes (Nyata)

2. Latent ( Terselubung)

Lembaga Sosial yang ada dalam masyarakat:

1. Lembaga/Pranata Keluarga.

Merupakan kesatuan kelompok terkecil dalam masyarakat.

Memiliki fungsi Nyata :

a. Biologis/Reproduksi. Mengatur hubungan seksual untuk memperoleh keturunan

b. Edukasi. Mengatur tanggungjawab untuk merawat dan mendidik anak

c. Sosial. Mengatur hubungan kekeluargaan dan kekerabatan

d. Afeksi. Mencurahkan kasih saying kepada anggota keluarga yang lain.

Fungsi Tersembunyi:

a. Ekonomi. Mengatur dan memenuhi kebutuhan rumah tangga

b. Pengendali sosialdari tindakan menyimpang

c. Pewarisangelar dan marga

d. Proteksi. Melindungi anggota keluarga

2. Lembaga/Pranata Ekonomi

Adalah bagian dari pranata sosial yang bertalian dengan pengaturan bidang ekonomi, seperti masalah produksi, distribusi, serta konsumsi barang dan jasa.

3. Lembaga/Pranata Politik

Merupakan institusi atau pranata yang mempunyai kegiatan dalam suatu Negara yang berkaitan dengan proses untuk menentukan dan melaksanakan tujuan Negara.

Fungsi pranata politik:

a. Memelihara ketertiban dalam wilayahnya

b. Menjaga keamanan dari berbagai ancaman dan serangan pihak luar

c. Melaksanakan kesejahteraan umum, menyelenggarakan perencanaan dan pelayanan pemenuhan kebutuhan publik.

4. Lembaga/Pranata Pendidikan

Fungsi Nyata:

a. Mempersiapkan anggota masyarakat dalam mencari nafkah

b. Mengembangkan bakat/potensi yang dimiliki seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

c. Melestarikan kebudayaan dengan mewariskan kepada generasi berikutnya

d. Melatih keterampilan sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki seseorang.

Fungsi Latent/tersembunyi:

a. Menunda kedewasaan anak

b. Menjadi saluran mobilitas sosial

c. Memelihara integrasi dalam masyarakat

5. Lembaga/Pranata Agama

Kedudukan agama terletak padfa ajaran yang dipandang sacral oleh pemeluknya. Melalui wahyu atau kitab suci memberi petunjuk kepada manusia dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.

Fungsi Agama:

1. Berfungsi sebagai petunjuk untuk mengatasi segala kesulitan yang diakibatkan oleh ketidakpastian dan keterbatasan manusia

2. Sebagai pengukuhan nilai-nilai yang bersumber pada kerangka acuan sakral sehingga norma dan sanksinya pun sakral

3. Menciptakan suatu ikatan bersama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan umat

4. Fungsi sosialisasi individu dalam mengenal nilai dan norma yang dianutnya.

Comments

Popular posts from this blog

TEORI KOMUNIKASI MODEL SHANNON DAN WEAVER

PEMBIDANGAN HUKUM BESERTA CONTOHNYA

Contoh Makalah Disorganisasi Keluarga (Perceraian)